Sabtu, 04 Juli 2009

TUGAS MATA KULIAH : STRATEGI DAN PEDOMAN INVESTASI



DOSEN PEMBIMBING:
Drs. Agus Sucipto, MM.

Oleh:
M. Adib Mawardi (06610041)
Suharliya (06610045)
M. Hilmi (06610049)
A. Habib Jamil (06610052)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pasar Modal ini.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memimpin, membimbing dan menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam.
Suatu kebanggan tersendiri bagi kami karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, khususnya Bapak Drs. Agus Sucipto, MM yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kririk dari pembaca untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya.
Akhirnya, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Malang, 29 April 2009

Penyusun

Penempatan dana investasi sebagai sebuah proses perencanaan mencapai tujuan jangka panjang, dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik dengan melakukannya sendiri maupun melalui perusahaan sekuritas atau perusahaan jasa keuangan / investasi lainnya. Penentuan cara ini sama pentingnya dengan investasi itu sendiri.

Berinvestasi mandiri melalui perusahaan sekuritas (misalnya untuk bertransaksi saham) memerlukan bukan saja pengetahuan dan informasi yang memadai tapi juga waktu. Jika kita mempunyai akses informasi namun tidak tahu penggunaannya, maka informasi tersebut tidak memberikan manfaat apapun. Kebanyakan orang pada uisa produktif hanya memiliki waktu sedikit untuk melakukan investasi sendiri karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Bila memaksa berinvestasi mandiri tanpa memiliki pengetahuan, informasi, dan waktu yang memadai, maka bisa jadi keuntungan yang dicari tetapi justru kerugian yang didapat.

Untuk itu kami melihat pentingnya bagi individu untuk mengenal dan mengetahui berbagai macam strategi investasi yang dikenal secara umum.

A. Determinasi Investasi

Setiap keputusan investasi melibatkan lima unsur pokok yang dapat disebut determinasi investasi. Dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi, unsur-unsur tersebut akan muncul, apakah secara eksplisit atau implisit. disadari atau tidak, diolah secara sistematis atau tidak.
Kelima unsur-unsur tersebut adalah:

1. Kondisi Pemodal (investor)
Kondisi pemodal meliputi kondisi keuangannya dan sikap terhadap risiko. Proses psikologis seorang pemodal. Dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, pada umumnya mengikuti urut-urutan yang sama. Penghasilan pertama akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Lapisan penghasilan yang berikut diatasnya akan digunakan untuk core investment, yaitu investasi dengan tingkat keamanan yang tinggi dan tingkat keuntungan yang terukur. Seandainya seorang pemodal miliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi lagi, baru ia bisa mengarahkan dananya untuk investasi yang lebih agresif, yaitu investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dan potensi pendapatan yang lebih tinggi pula. Sikap seseorang terhadap risiko dipengaruhi oleh kondisi keuangan. Apakah seseorang bersifat berani menghadapi risiko (risk seeker), netral (risk neutral) atau menghindari risiko (risk Averter), selain ditentukan oleh umur dan tempramen, juga ditentukan oleh jumlah dana yang ia miliki.

2. Motif Investasi

Unsur yang kedua adalah motif investasi. Pemodal pada umumnya memiliki motif investasi yang tidak tunggal. Namun intensitas motif-motif seperti keamanan, pertumbuhan, pendapatan, fasilitas pajak dan spekulasi, berbeda dari pemodal yang satu dengan pemodal yang lain.

3. Media Investasi

Media investasi sebagai unsur yang ketiga menyodorkan pilihan antara real assets dan financial assets. Berkembangnya perekonomian, cenderung menggeser objek investasi dari real assets seperti tanah dan emas ke arah financial assets baik di pasar uang maupun di pasar modal. Saham sebagai objek investasi utama di pasar modal memiliki berbagai karakteristik yang memungkinkan seorang pemodal mempunyai pilihan yang tepat. Untuk menyebut sebagian karakteristik tersebut, seorang pemodal dapat memilih blue chips stock, yang merupakan saham dari perusahaan yang besar atau ia lebih memilih growth stocks, yang merupakan saham perusahaan yang berkembang dan tingkat pertumbuhan lebih cepat dari trend ekonomi umumnya ditandai oleh pemasaran yang agresit, R & D oriented, Flow back ratio yang tinggi, dividend yield lebih rendah serta price earning ratio yang tinggi. Seorang pemodal yang lebih spekulatif mungkin memilih cylical stocks. Perusahaan yang bergerak di bidang real eatate, automotive, konstruksi dan eletronik pada umumnya berfluktuasi bersama siklus ekonomi. Apabila kondisi perekonomian membaik, maka penampilan perusahaan akan membaik juga dan dengan demikian harga saham diharapkan akan menjadi baik.

Sedangkan seorang pemodal yang konvensional mungkin akan memilih defensive stocks, yaitu saham dari perusahaan yang bertahan, atau bahkan seringkali di atas rata-rata pada saat resesi.

4. Model dan teknik Analisis

Ada dua potensi keuntungan dari investasi di Bursa Efek, yaitu dividen dan capital gain. Dividen perusahaan sangat berkaitan dengan performance perusahaan, sedangkan capital gain tidak begitu dipengaruhi oleh performance perusahaan. Unsur spekulasi sangat berperan dalam jual-beli saham. Pendapatan dari selisih penjualan saham dapat saja bernilai negatif, jika harga jual saham di bawah harga belinya (capital loss), sedangkan pendapatan dividen tidak bisa negatif.
Ada dua cara untuk merealisasikan potensi keuntungan di atas, yaitu:
1) membeli efek yang dalam jangka panjang menunjukkan performance yang lebih baik dari sekian banyak alternatif yang ada di pasar modal.
2) membeli efek pada saat harganya murah dan menjual setelah harganya naik.

Kedua cara tersebut di atas sungguh sebuah formulasi yang sederhana, tetapi tak mudah untuk dilaksanakan. Usaha konkrit untuk menerjemahkan formulasi itu ke dalam suatu model analisis yang sistematis, melahirkan dua aliran dalam disiplin securities analysis, yaitu: fundamental analysis dan technical analysis.

Fundamental analysis mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional. Karena itu, seorang fundamentalis memcoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusah aan. Alasannya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham di masa yang akan datang.
Ada berbagai model yang populer dalam fundamental analysis, antara lain:
a. Pendekatan Price Earning Ratio (PER).
PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada suatu saat dengan Earning
per share (EPS) suatu periode tertentu.

Harga Saham = Expected Earning per share
PER

Jadi Apabila EPS suatu perusahaan adalah Rp 1.000,- dan harga sahamnya Rp 20.000,-, maka PER = 20 X. Tidak ada suatu standar yang pasti berapa PER yang
wajar bagi suatu saham. Sebagian pemodal mengambil perbandingan dengan PER
dari perusahaan sejenis. Pemodal yang konvensional sering menetapkan PER
maksimum dengan menggunakan angka dari minimum required rate of return
(tingkat keuntungan minimal yang diharapkan). Apabila pemodal mempunyai rate
of return sebesar 10%, maka PER maksimum adalah 1/10% = 10 X.

b. Pendekatan Dividen Yield.
Pada pendekatan ini harga saham dihitung dengan cara:

Harga Saham = Ekspektasi dividen per saham (EDP) / Yield

Jadi apabila EDP adalah Rp 150,- dan yield yang di inginkan adalah 5% pertahun, maka:
Harga saham = 750 X 5%
= Rp 15.000,-

C. Pendekatan Net Assets Value
Pendekatan ini menghitung nilai buku suatu saham yang menggambarkan nilai
klaim atas fisik perusahaan, dengan formula sebagai berikut:
Nilai Buku = Nilai Assets/ Jumlah Saham Beredar

Jadi kalau nilai asset bersih suatu perusahaan adalah Rp 100 milyar, dan jumlah
saham yang beredar 25 juta lembar saham. maka nilai buku saham tersebut adalah
Rp 4.000,- per lembar saham. Beberapa pialang di Bursa Efek Jakarta memiliki
patokan bahwa harga saham maksimum tidak boleh melebihi tiga kali nilai buku.

Technical Analysis sebagai aliran yang kedua, menyatakan bahwa pemodal adalah
makhluk yang irrasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang individu yang bergabung kedalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya tetapi juga seringkali melebur identitas pribadinya kedalam identitas kolektif. Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi olehpermintaan dan penawaran. Pada gilirannya permintaan dan penawaran merupakan manifestasi dari kondisi psikologis pemodal. Para teknikalis menggugat bahwa kalau harga saham dipengaruhi semata-mata oleh kondisi perusahaan, kenapa harga saham berubah setiap saat padahal kondisi perusahaan dan prospeknya belum tentu berubah. Pada kondisi yang ekstrim seorang pemodal tidak memerlukan informasi mengenai perusahaan. Sepanjang pemodal membeli saham pada saat harganya rendah dan menjual saham pada saat harganya tinggi, maka pemodal tersebut akan memperoleh keuntungan. Salah satu model yang populer pada technical analysis adalah apa yang disebut support level and resistance level. Model ini pada intinya menggambarkan bahwa harga
saham selalu akan berfluktuasi naik dan turun. Hal yang pasti adalah naik dan turunnya

B. Kondisi Pemodal

Kondisi pemodal meliputi kondisi keuangannya dan sikap terhadap risiko. Proses
psikologis seorang pemodal. Dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, pada umumnya mengikuti urut-urutan yang sama. Penghasilan pertama akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Lapisan penghasilan yang berikut diatasnya akan digunakan untuk core investment, yaitu investasi dengan tingkat keamanan yang tinggi dan tingkat keuntungan yang terukur. Seandainya seorang pemodal miliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi lagi, baru ia bisa mengarahkan dananya untuk investasi yang lebih agresif, yaitu investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dan potensi pendapatan yang lebih tinggi pula. Sikap seseorang terhadap risiko dipengaruhi oleh kondisi keuangan. Apakah seseorang bersifat berani menghadapi risiko (risk seeker), netral (risk neutral) atau menghindari risiko (risk Averter), selain ditentukan oleh umur dan tempramen, juga ditentukan
oleh jumlah dana yang ia miliki.

C. Pemenuhan Prasyarat Investasi

D. Strategi Mencari Untung
Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal Dengan Menggunakan Beberapa Model Analisis
Model Markowitz
Melalui konsep diversifikasi (dengan pembentukan portofolio saham yang optimal), investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Di tahun 1952, Markowitz mengembangkan suatu bentuk diversifikasi yang efisien. Ukuran yang dipakai dalam portofolio Markowitz adalah koefisien korelasi. Koefisien korelasi positip menunjukkan bahwa kedua asset bergerak searah, sedang koefisien korelasi negatip menunjukkan bahwa kedua asset bergerak berlawanan.Menurut Markowitz, portofolio yang maksimal adalah dengan mengkombinasikan beberapa aset yang koefisien korelasi-nya kurang dari positif, disamping itu, apabila ada dua surat berharga yang return-nya sama tetapi resikonya berbeda, maka dipilih yang risiko rendah. (Agus, 2005). Kumpulan portofolio efisien Markowitz terletak pada garis batas (efficient frontier) serangkaian portofolio yang memiliki pengembalian maksimal untuk tingkat pengembalian tertentu. Inti dari efficient frontier Markowitz adalah bagaimana mengalokasikan dana ke masing-masing saham dalam portofolio untuk mencari titik maksimal portofolio.Persamaan untuk eficient set portofolio adalah sebagai berikut :Min = representasi keseluruhan varian sebuah portofolion = jumlah saham dalam portofolio
Dengan Konstrain berikut :(1) E =(2) 1.0 =dimana,xr = proporsi uang yang dialokasikan untuk saham iE (r*p) = adalah tingkat return yang diharapkanE (rj) = adalah tingkat return untuk setiap sahamDengan menggunakan persamaan (1), dapat dihitung sebuah portofolio dengan varian yang paling kecil, untuk setiap tingkat return yang dikehendaki investor. Model representasi keseluruhan tersebut menghasilkan banyak solusi yang tidak mungkin, karena jumlah alokasi terkadang lebih dari = 1. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita dapat mengimplementasikan Algoritma Genetika dalam model Efficient frontier Markowitz, jika dalam model Markowitz tradisional alokasi dilakukan dengan menggunakan Quadratic programming (aplikasi MS Excell), dimana resiko ditahan konstan kemudian algoritma bergerak untuk memperoleh return yang maksimal, atau sebaliknya return ditahan konstant kemudian algoritma meminimalkan resiko, maka dalam model Algoritma Genetika, pergerakan dapat dilakukan dengan berssamaan dalam memaksimalkan return dan meminimalkan resiko, dengan demikian, total jumlah alokasi akan selalu = 1, sehingga tidak akan terjadi solusi yang tidak mungkin dalam proses pengalokasian dana (Rostianingsih, Taufik N, 2005). Penggunaan Algoritma Genetika untuk pemilihan portofolio saham dalam model Markowitz dapat mengatasi kelemahan pengalokasian dana dalam pembentukan efficient set portofolioModel Markowitz telah terbukti membawa pemilihan portofolio yang efisien, yang terletak pada garis efisien (efficient frontier), yaitu portofolio yang merupakan porfolio pasar, tetapi dengan asumsi: (1) para investor adalah penghindar risiko yang memaksimalkan utility yang diharapkan; (2) investor memilih portofolio dengan dasar pertimbangan rata-rata varian dan return yang diharapkan; (3) semua investor melakukan periode pemegangan tunggal (single holding periode); disamping itu ada asumsi impilisit bahwa modal yang digunakan investor adalah modal sendiri, bukan dari pinjaman. (Agus, 2005). Dengan menggunakan model Markowitz, investor bisa memanfaatkan semua informasi yang tersedia sebagai dasar pembentukan portofolio yang maksimal.
Model Single IndexSingle Index Model memberikan sebuah alternatif analisis varian yang lebih mudah jika dibandingkan dengan analisis model markowitz, lewat SIM, kita dapat menentukan efficient set portofolio dengan kalkulasi yang lebih mudah, karena SIM menyederhanakan jumlah dan jenis input (data), serta prosedur analisis untuk menentukan fortfolio yang optimal. SIM mengasumsikan bahwa korelasi return masing-masing sekuritas terjadi karena adanya respon sekuritas tersebut terhadap perubahan indeks tertentu (seperti IHSG).Penggunaan model indeks tunggal memerlukan penaksiran beta dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam porfolio, dalam menentukan beta, kita dapat menggunakan sebuah judgement, di samping itu kita bisa menggunakan beta historis untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta di masa yang akan datang. Beta historis memberikan informasi yang berguna tentang beta di masa yang akan datang karena itu seringkali para analis menggunakan beta historis sebelum mereka menggunakan judgement untuk memperkirakan beta.Rumus Estimating BetaRi = αi + βi Ŕm + ei (1.19)Persamaan ini merupakan persamaan regresi sederhana. Beta menunjukkan kemiringan (slope) garis regresi tersebut. Alpha menunjukkan intercept dengan sumbu Rij. Makin besar beta, makin curam kemiringan garis tersebut dan sebaliknya.Beberapa variabel akuntansi yang digunakan untuk memperkirakan beta, antara lain:a. Divident Payout (yaitu perbandingan antara dividen perlembar saham dengan laba perlembar saham)b. Pertumbuhan aktiva (yaitu perubahan aktiva pertahun)c. Leverage (yaitu rasio antara hutang dengan total aktiva)d. Likuiditas (yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar)e. Asset size (yaitu nilai kekayaan total)f. Variabilitas keuntungan (yaitu standar deviasi dari earning price ratio)Beta akunting (yaitu yang timbul dari regresi time series laba perusahaan terhadap rata-rata keuntungan semua (sampel) perusahaan.
Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (yaitu bentuk kwadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bisa dijelaskan oleh Rm.Dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko masing-masing saham yang diamati, dan tingkat return saham, maka kita dapat menentukan excess return to beta (ERB) yang mencerminkan tingkat keuntungan yag sangat mungkin dapat dicapai. Untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, kita tinggal membandingkan ERB dengan Cut off Rate untuk menhasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal yang dapat mengeliminir risiko tidak sistematis. jika suatu jenis saham angka Excess Return to Beta (ERB)-nya lebih besar dari angka batas C (cut of rate) maka saham tersebut masuk sebagai kandidat portofolio.

MODEL CAPM
Di tahun 1965, Sharpe menyempurnakan model portofolio Markowitz ditambah dengan asumsi: (1) adanya tingkat bebas risiko; (3) investasi bisa dipecah-pecah dalam bentuk yang sekecil mungkin; (3) adanya kebebasan short sales (4) semua aktiva bisa diperjual belikan. Dengan demikian maka portofolio yang efisien suatu garis pasar modal (capital market line) yang intersepnya adalah tingkat bebas risiko (rf). Untuk mengambarkan trade-off antara risiko dan return untuk seluruh surat berharga, baik yang efisien maupun yang tidak, maka ukuran yang dipakai bukanlah varian, tetapi adalah risiko sistematisnya (β). Hubungan antara risiko sistematis dengan return tersebut apabila digambarkan dalam suatu model akan membentuk Capital Asset Pricing Model (CAPM) (Agus, 2005).Capital Asset Pricing Model merupakan suatu model keseimbangan yang bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di pasar yang bersifat kompleks, sehinga dapat membantu kita melihat hubungan return dan resiko di dunia nyata yang terkadang sangat kompleks. Selain itu CAPM juga dapat dipergunakan untuk menentukan harga suatu aktiva modal (capital assets), dengan mengingat segala karakteristik aktiva tersebut. Yang dimaksud karakteristik aktiva tersebut adalah risikonya. Dengan model ini kita mencoba menentukan berapa harga yang seharusnya bersedia dibayar oleh para investor terhadap suatu aktiva modal.Model CAPM
E(Ri)=Rf+[E(Rm)-Rf]βi
Dimana,E(Ri) = return yang diharapkan dari surat berharga i(β) = resiko sistematis[E(Rm)-Rf] = market risk premium

E. Karakteristik Instrumen

Klasifikasi karakteristik saham yang ingin dibeli :
• Blue Chip
Merupakan saham dari perusahaan yang besar, dan well established stabil.
• Growth Stock
Merupakan saham perusahaan yang berkembang tumbuh lebih cepat dari rata-rata industri..
• Cyclical
Merupakan saham dari perusahaan yang tingkat aktivitas dan keuntungan berfluktuasi sesuai siklus bisnis.
• Defensife Stock
Merupakan saham dari perusahaan yang bertahan diatas rata-rata walaupun dalam keadaan resesi (untuk Indonesia umumnya berbentuk BUMN).

F. Motif Investasi

Investasi vs spekulasi
Investasi tidak sama dengan spekulasi. Apa bedanya ? Spekulasi adalah ditujukan dengan harapan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi dengan kondisi ketidakpastian yang tinggi pula pada jangka pendek yang seringkali tujuan tersebut tidak tercapai, sedangkan investasi bertujuan mengharapkan keuntungan jangka panjang dari kenaikan nilai modal dan sebagian besar keuntungan tersebut akan tercapai. Resiko spekulasi sangat tinggi dan cenderung bersifat judi sehingga tidak diperkenankan dalam syariat Islam.
Investasi untuk berjaga-jaga
Dengan meniatkan investasi untuk berjaga-jaga, berarti investor mengakui keterbatasannya sebagai makhluk yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Motif ini digunakan dengan tujuan memberikan keamanan ekonomi atas ketidakpastian di masa depan, misalnya melalui asuransi pensiun dan asuransi kesehatan.
Investasi untuk kemudahan transaksi
Motif investasi ini adalah untuk mempermudah transaksi-transaksi keuangan atau aset dalam pertukaran dan jual - beli yang sering dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikan transaksi dapat dilakukan secara online, baik melalui ATM, e-banking, mobile banking, online trading, maupun melalui fasilitas-fasilitas lain, yang menyebabkan transaksi-transaksi dapat dilakukan secara global, tidak harus melalui tatap muka yang mengharuskan pihak-pihak yang bertransaksi melakukan pertemuan secara fisik.
Investasi untuk mendapatkan ridho Allah
Motif investasi untuk mendapatkan ridho Allah dilakukan dengan menginvestasikan harta melalui sarana-sarana yang halal dan kemudian menggunakan hasil investasi untuk mendapatkan keridhoan Ilahi. Motif ini merupakan motif yang menggunakan sarana muamalat untuk melakukan ibadah, menggunakan harta dunia untuk meraih kenikmatan akhirat. Motif ini juga merupakan salah satu cara untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada hamba-Nya.

DAFTAR PUSTAKA


Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan teori portofolio. Jakarta: PT. Salemba Empat
www.bei.com


2 komentar:

  1. mau dapat uang daftarkan diri anda di :
    http://www.nuari-business.com/?m=join&id=SUHARLIYA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Suharliya atas tawarannya. Saya pertimbangkan dulu.

      Hapus