Sabtu, 04 Juli 2009

Tugas Final Manajemen Internasional


Daftar isi

1. Tujuan umum Lembaga……………………………………………………………….1
2. Konsep Komunikasi…………………………………………………………………...2
3. Visi, Misi, dan Tujuan ………………………………………………………………...2
4. Struktur Organisasi (Kaidah Efektif dan Efisien)……………………………………..3
5. Identifikasi Kendala yang Mungkin Timbul dan Strategi Untuk Memecahkan dan Mengantisipasi………………………………………………………………………...3

Perusahaan yang akan dikembangkan di Negara Korea menurut saya adalah Hamdany’s Vocational School (HVS). Nama Hamdani diinpirasikan dari ayah pendiri yang bernama Hamdani. Beliaulah yang sering memberikan dan mengajarkan keterampilan pendiri lembaga ini sejak dini. Sedangkan pilihan mengmbangkan vocational school ini diperkirakan merupakan yang sangat tepat mengingat later belakangn dari budaya masyarakat Korea yang lebih suka mengembangkan pendidikan berbasis praktikum dibandingkan pengenalan pada teori-teori.
Sebelum membangun dan mengembangkan Sekolah Kejuruan bertaraf internasional ini harus dilandaskan dengan konsep yang memat sistem yang tepat agar dan menyesuaikan diri dengan budaya dan kebutuhan masyarakat Korea. Mayoritas sekolah menengah atas di korea memang rata-rata berfokus pada sekolah kejuruan. Dan harapan dari lembaga pendidikan berbasiskan kejuruan ini di antaranya adalah menyiapkan peserta didik mereka agar siap terjun di dunia kerja ketika lulus dari sekolah.
Agar dapat bersaing dengan sekolah kejuruan yang lain HVS harus memiliki memiliki nilai lebih (value added) dibandingkan dengan sekolah kejuruab yang lain. Sedangkan value added dari sekolah ini adalah entrepreneaur graduation atau program kewirausahaan yang harus dimiliki dan dijalankan oleh seluruh siswa. Sistem dari program ini adalah kurikulum yang dipraktikkan mulai tahun kedua semester genap. Pembekalan materi kewirausahaan merupakan bidang studi yang telah diberikan pada semester ganjil kelas XI. Dan materi ini di samping materi yang tekstual juga merupakan materi praktik yang harus ditempuh oleh setiap siswa. Pemberian program ini bertujuan untuk melatih jiwa wirausahawan para siswa sejak dini melalui latihan entrepreneaurship dan siswa yang gagal dalam artian tidak dapat menciptakan sebuah usaha berdasarkan konsentrasi dan minatnya maka tidak akan diluluskan.

1. Tujuan umum Lembaga
Tujuan utama dari HVS adalah menciptakan wawasan, penglaman, dan jiwa wirausaha kepada perserta didik.
Berdasarkan analisis lingkungan tuan rumah atau budaya masyarakat Korea maka laporan anggaran perusahaan harus memiliki prospek keuntungan yang baik dan stabil. Sebab termasuk budaya orang Korea adalah dapat memaksimalkan laba perusahan mereka. Untuk itu stabilitas manajemen efisiensi harus diterapkan dengan sebaik mungkin agar perusahaan dapat memerliki prospek usaha yang optimal di masa yang akan datang.
Sedangkan pada ruang lingkup operasional lembaga ini memliki strategi manajemen operasional dengan seifisien mungkin. Ruang lingkup operasional ini meliputi penentuan jumlah karyawan dan target siswa.
Penentuan jumlah karyawan/guru berdasarkan jam pelajaran dan siswa yang ditargetkan oleh lembaga setiap harinya. Penentuan jumlah karyawan yang efektif akan mengefisiensi biaya gaji karyawan dan mengurangi undisguaised employment.
Sedangkan hal lain yang menjadi pertimbangan dari lembaga adalah menentukan jumlah murid yang akan diterima di HVS. Target murid pada awal dibukanya sekolah ini tidak usah terlalu banyak akan tetapi yang penting harus melakukan ujian penyaringan yang selektif sehingga memiliki input yang memiliki kompetinsi tinggi dalam akademik.
Dengan adanya strategi seperti ini akan semakin mudah penyampian kepada rekan kerja bahwa lembaga ayng sedang mereka jalankan telah memenuhi criteria-kriteria untuk mendapatkan laba yang optimal (raison d’ etre). Selanjutunya langkah awal yang berupa manajemen stratejik yang jelas akan berpengaruh terhadap lingkungan dan budaya organisasi yang kondusif dan berpotensi untuk meningkatkan kinerja lembaga.

2. Konsep Komunikasi
Untuk memantapkan organisasi dapat dimaksimalkan dengan menggunakan sistem informasi manajemen yang baik dan modern. Diantara upaya untuk memaksimalkan hal ini adalah dengan tekonologi informasi yang dapat dipergunakan oleh pihak internal maupun eksternal. Untuk mengmbangkan komunikasi melalui sistem informasi lembaga ini harus berorientasi pada :pemimpin yang besar, sikap tenaga kerja, komunikasi antar tenaga kerja, keselarasan dan kestabilan.

3. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi dari HVS :
Melahirkan alumnus berwawasan wirausahawan yang memiliki relasi bisnis dengan perusahaan multinasional.


Misi HVS:
1. Meningkatkan kompetinsi peserta didik
2. Memberikan training entrepreneaurship kepada peserta didik untuk mengasah sense bisnis sejak dini.
3. Memiliki relasi perusahaan yang dapat membantu mengembangkan kreativitas peserta didik dan alumni HVS.

Tujuan HVS:
1. Dapat Meningkatkan kompetinsi peserta didik.
2. Memiliki peserta didik yang memilki sense bisnis tinggi.
3. Dapat menjalin relasi dengan beberapa perusahaan khusunya perusahaan multinasional yang dapat membantu mengembangkan kreativitas peserta didik dan alumni HVS.

4. Struktur Organisasi (Kaidah Efektif dan Efisien)
Pada dasarnya struktur organisasi lembaga HVS ini hendaknya tidak terlalu panjang mengingat tenaga pengajar juga sangat sedikit dan sangat sulit untuk didapatkan. Struktur organisasi yang singkat ini akan menjadikan rantai birokrasi menjadi semakin pendek dan setiap departemen akan semakin tahu akan job deskribsi masing-masing.
Sedangkan untuk mengimbangi budaya di Korea maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni aspek eksklusif, sentralisasi kekuasaan, dan prinsip senioritas. Untuk mengantisipasi hal ini maka lembaga pendidikan HVS harus menyesuaikan sistem yang dimiliki dengan struktur budaya organisasi Korea. Dan untuk mewujudkan hal ini dapat ditentukan dengan mengembangkan organisasi dengan birokrasi yang pendek, manajemen terpusat, kurikulum yang memiliki kompetensi tidak kalah dengan sekolah lain baik swasta maupun negeri.
Sedangkan untuk perihal senioritas perusahaan dapat mengangkat birokrasi dengan system piramida yang menjabarkan posisi struktur organisasi berdasarkan lini-lininya. Dan sesuai dengan budaya Korea lini yang paling bawah ditempati oleh bagian yang kurang memiliki banyak pengalaman misalkan bagian kebersihan dan lain sebagainya sampai pada tingkat tertinggi yang palinng dapat diakui senioritasnya dalam hal ini adalah kepala sekolah.

5. Identifikasi Kendala yang Mungkin Timbul dan Strategi Untuk Memecahkan dan Mengantisipasi
1. Kekurangan pendidik. Untuk mengantisipasi hal ini dapat dilakukan dengan mencari tenaga pendidik dari luar semacam kuliah tamu pada mata plajaran tertentu yang diisi dengan pelatihan-pelatihan dan simulasi yang dapat meningkatkan keterampilan dan wawasan peserta didik.
2. Kerusakan-kerusakan pada manajemen korea, budaya yang masih tradisional. Memang pada intinya sifat konsep dan teori manajemen ini bersifat tegas sehingga jika ada ketimpangan antara teori dan realitas maka dapat berakibat kurang maksimalnya perkembangan lembaga. Akan tetapi sifat dari manajemen sebenarnya harus dipahami tidak hanya pada teori saja akan tetapi adalah pada esensi, sehingga ketika manajemen secara teori dianggap tidak sesuai maka masih dapat dicarikan jalan keluarnya dengan cara membentuk konsep dan system manajemen baru yang sesuai dan pas ketika diterapkan di Negara Korea berdasarkan pertimbangan dari aspek budayanya.
3. Ketidakcukupan pendidikan pada gaya manajemen Korea. Memang terasa cukup berat untuk merintis usaha baru di luar negeri seperti di Negara Korea khususnya di bidang pendidikan. Sebenarnya jika kembali dari arah perkembangan lembaga ini maka dua hal yang harus menjadi pandangan dari lembaga yakni:
a. Pertumbuhan biaya konsisten dan stabilitas pertumbuhan. Sebab dengan pertumbuhan yang konsisten lembaga akan dapat terus eksis di tengah perubahan yang terjadi setiap waktu.
b. Motivasi kuat bersaing, dan keuntungan persaingan. Untuk menang dalam persaingan suatu lembaga harus memiliki track record yang baik dan dapat terus mempertahankannya. Untuk itu motivasi seluruh anggota lembaga harus harus tetap ada dan semakin berkobar untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan semangat tinggi dan stabil maka lembaga akan berhasil memenangkan persaingan dan memeperoleh peluang yang semakin bersar untuk mengembangkan lembaga.

DAFTAR PUSTAKA

Griffin, Ricky W., Pustay, Michael W. 2005. Bisnis Internasional (edisi keempat). Indonesia; PT. Indeks Kelompok Gramedia

Hady , Hamdy. 2004. Manajemen Bisnis Internasional (Teori dan Kebijakan). Bogor Selatan; Ghalia Indonesia

Siagian, Sondang P, M.P.A. 2006. Manajemen Internasional. Jakarta; PT. Bumi Aksara

Terry, George R. dan Leslie W. Rue.2005. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta; Bumi Aksara

T May Rudy, 2002. Bisnis Internasional Teori, Aplikasi Dan Operasionalisasi. Bandung; Refika Aditama

TUGAS MAKALAH
MANAJEMEN INTERNASIONAL

DOSEN PEMBIMBING
M. Fatkhur Rozi, MM

Oleh:
M. Adib Mawardi (06610041)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar