Sabtu, 04 Juli 2009

Analisa Pasar Modal, Industri, dan Mikro


PEMBAHASAN
Jenis Analisa dalam Pasar Modal
Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga pada saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pasar modal hanyalah ajang spekulasi semata. Karena pergerakan harga di pasar cenderung tidak stabil dan tidk dapat diprediksi serta tidak mencerminkan kondisi pasar yang sesungguhnya dari pasar yang bersangkutan. Anggapan ini tentunya selanjutnya menjadikan pasar modal jauh dari pilihan investasi dari sebagian masyarakat.
Sebenarnya ada persamaan dan perbedaan yang mendasar antara spekulasi dan investasi. Persamaan yang paling mendasar di antara keduanya bahwa baik dalam investasi maupun spekulasi ada peluang untuk menikmati keuntungan dan ada pula kemungkinan menderita kerugian. Namun bedanya adalah: dalam kegiatan investasi dalam kegiatan investasi, maka peluang untuk menerima keuntungan harus lebiih besar dari pada kemungkinan untu menerima kerugian. Sebaliknya dalam spekulasi peluang untuk menerima keuntungan akan lebih kecil dibandingkan peluang untuk menerima kerugian.
Sama dengan halnya pasar pada umumnya, sebenarnya yang terjadi di pasar modal tidak lebih dari proses tawar menawar antara pembeli dan penjual, sedangkan barang yang diperjual belikan adalah surat-surat berharga yang meliputi saham, obligasi, warrant, right, dan lain sebagainya.
Karena banyaknya pembeli dan penjual serta tingginya variasi ekspektasi antara satu investor dengan lainnya, maka mekanisme pasar modal diatur dengan menggunakan system antrian. Model antrian disusun berdasarkan logika penjual dan pembeli. Penjual sebagai pemilik barang akan berupaya mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, sedangkan pembeli ingin mendapatkan harga dengan semurah-murahnya.
Analisa fundamental pada dasarnya dapat dikatakan sebuah analisa yang digunakan untuk melakukan penilaian atas sebuah saham dengan menggunakan analisa yang meliputi:
1. Analisa perekonomian internasional
2. Analisa perekonomian nasional
3. Analisa Industri
4. Analisa perusahaan
Secara garis besar analisa fundamental pada perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut:




Sementara analisis teknikal dapat dikatakan sebagai sebuah analisa tentang pergerakan harga saham yang didasarkan dari pergerakan harga saham yang terjadi di masa lalu. Asumsi dasar dalam analisa teknikal adalah bahwa harga sangat ditentukan oleh keseimbangan antara supply dan demand. Dimana jika terjadi ekses supply, maka harga akan jatuh dan demikian sebaliknya jika ekses demand maka harga akan naik.
Jenis-jenis Analisa Dalam Pasar Modal
(a) Analisa Makro
Situasi perekonomian nasional sangat berpengaruh pada iklim investasi. Apabila ekonomi sedang tumbuh dengan baik, maka sebagian besar perusahaan juga menampilkan kinerja yang baik, dan ini akan berpengaruh pula pada pasar modal yang menanggapinya dengan harga-harga instrumen pasar modal yang atraktif. Dengan kata lain, situasi ekonomi akan berhubungan positif dengan situasi pasar modal . Berikut beberapa indikator makro yang penting diketahui.:
• Pertumbuhan PDB dan PNB. Pendapatan nasional (Produk Nasional Bruto) adalah pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara, baik yang ada di dalam negeri maupun yang sedang berada di luar negeri untuk mencari penghasilan. Sedangkan Produk Domestik Bruto adalah pendapatan (produk) yang dihasilkan oleh sebuah negara baik yang berasal dari penduduk negara tersebut di dalam negeri maupun penduduk asing yang sedang berada di negara tersebut. Jika anda melihat pertumbuhan PDB suatu negara sedang meningkat, itu artinya perekonomian nasional sedang tumbuh baik yang merupakan sinyal baik pula untuk berinvestasi.
• Tingkat Inflasi. Inflasi adalah peningkatan semua harga secara umum. Tingkat inflasi di suatu negara, misalnya Indonesia, biasanya dihitung dari perubahan indeks harga, dalam hal ini Indeks Harga Konsumen. Apabila tingkat inflasi di suatu negara sedang tinggi, itu menandakan perekonomian nasional sedang overheating dan bisa memicu peningkatan suku bunga.
• Suku Bunga. Tingkat suku bunga memiliki korelasi yang relatif negatif terhadap investasi. Apabila suku bunga (dalam hal ini adalah SBI) sedang mengalami peningkatan, maka bisa diperkirakan investasi di pasar modal akan mengalami penurunan karena orang-orang lebih tertarik untuk menyimpan uangnya di bank yang menawarkan bunga lebih tinggi (bunga tabungan dan deposito) ketimbang menginvestasikannya dalam bentuk efek.
Namun selain faktor diatas, anda jangan melupakan faktor-faktor non ekonomi yang sedang terjadi Faktor-faktor yang dimaksudkan adalah politik, sosial, dan keamanan. Seperti halnya Indonesia saat ini, yang adalah salah satu tempat investasi dengan risiko tinggi, situasi politik dan keamanan yang tidak stabil menyebabkan banyak orang enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Risiko jenis ini bisa anda sebut country risk.
Analisa makro yang dilakukan dengan cermat akan sangat membantu pembuatan keputusan investasi anda, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
(b) Analisa Teknikal
Jenis analisa ini adalah kebalikan dari analisa fundamental yang mengandalkan pada pergerakan harga sekuritas sehari-hari. Para technicians mempergunakan analisa terhadap pergerakan volume dan harga sekuritas masa lampau yang kemudian digunakan untuk memprediksi pergerakan pasar di masa datang. Pergerakan saham yang diamati itu akan membentuk trend. Trend ini biasanya berbentuk grafik (chart). Oleh karena ketergantungan mereka pada chart, para pengguna analisa jenis ini sering juga disebut chartist. Seorang analis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian kepada prospek pendapatan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, laba atau rugi perusahaan, dan variabel-variabel finansial lainnya. Menurut mereka, grafik pergerakan harga dan volume telah dapat menceritakan semuanya.
Ada beberapa istilah yang harus anda kenali dalam analisa teknikal, beberapa di antaranya akan dijelaskan berikut ini:
• Dow Theory. Charles H.Dow adalah penemu grafik jenis ini. Ia membagi grafik dalam tiga tipe pergerakan. Pergerakan utama (primary moves) menunjukkan pergerakan harga saham yang bisa diamati dalam satu hingga empat tahun dan akan menunjukkan apakah pasar sedang dalam keadaan bullish ataupun bearish. Pasar dikatakan bullish apabila grafik menunjukkan kenaikan dan harga-harga mengalami pergerakan yang agresif, sebaliknya apabila grafik cenderung mengalami penurunan atau cenderung stagnan, maka pasar bisa dikatakan sedang lesu atau bearish. Di antara kurun waktu terjadinya pergerakan utama, terdapat grafik yang menunjukkan pergerakan menengah (intermediate moves), yang bisa jadi merupakan dampak spekulasi jangka pendek yang ikut menyumbangkan porsi cukup material pada pergerakan utama. Sedangkan tipe pergerakan paling akhir disebut pergerakan minor (minor moves) yang muncul secara random di antara dua tipe pergerakan sebelumnya.
• Support Level. Adalah tingkat harga dimana minat untuk melakukan aksi beli cukup kuat dan mengalahkan tekanan jual saham tersebut sehingga dapat menahan harga saham tidak jatuh di bawah tingkat tersebut.
• Resistance Level. Adalah kebalikan dari support level, yaitu tingkat harga dimana minat untuk menjual cukup kuat dan mengalahkan tekanan beli sehingga mampu menahan harga tidak menembus tingkat tersebut.
• Correction. Penurunan harga saham setelah sebelumnya mengalami peningkatan.
• Rebound. Peningkatan harga saham setelah mengalami penurunan sebelumnya.
• Technical Rebound. Kenaikan harga saham setelah sebelumnya mengalami koreksi cukup tajam.
• Trend. Pola yang terbentuk dari pergerakan harga dan volume historis dalam jangka waktu tertentu dan dapat menunjukkan kecenderungan arah pergerakan selanjutnya.
• Bullish and Bearish. Istilah bullish dipergunakan bila harga melebihi rata-rata pergerakan harga (moving average) dan moving average sendiri bergerak meningkat. Sedangkan keadaan bearish terjadi apabila harga saham ada di bawah harga rata-rata dan moving average bergerak turun

(c) Analisa Fundamental Perusahaan
Analisa fundamental adalah salah satu jenis analisa yang dilakukan oleh investor dengan memperhatikan laporan keuangan dan fundamental perusahaan ketimbang memperhatikan perkembangan harga saham tersebut dari hari ke hari. Para fundamentalist sangat mengandalkan analisa jenis ini karena menurut mereka analisa jenis ini bebas dari bias karena mempergunakan data-data yang valid.
Analisa fundamental dilakukan untuk memperoleh nilai intrinsik (intrinsic value) sekuritas. Nilai intrinsik ini selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai pasar saat itu. Apabila ternyata nilai intrinsik sekuritas lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar, maka sekuritas tersebut dapat dikatakan undervalued dan anda bisa memutuskan untuk membelinya.
Ada berbagai pendekatan dalam menentukan nilai intrinsic suatu perusahaan. Bahasan lebih detail dibahas pada bagian Cara Menilai Saham. Satu cara penghitungan sederhana untuk mendapatkan nilai intrinsik (P) yang bisa anda terapkan pada analisa fundamental ini, yaitu:
P = Estimated EPS X P/E Ratio
Hasil penghitungan nilai intrinsik ini kemudian anda bandingkan dengan harga pasar saat itu. Apabila ternyata hasil perhitungan lebih tinggi, artinya sekuritas yang anda hitung undervalued dan saatnya untuk membeli dengan harapan harga saham tersebut akan meningkat di kemudian hari. Sebaliknya apabila lebih rendah, disebut overvalued dan anda harus menghindari sekuritas jenis ini, dan apabila anda terlanjur memilikinya, saat yang tepat untuk menjualnya.
Selain mempergunakan perhitungan sederhana di atas, perhitungan lain yang sering digunakan adalah discounted future cash flow yaitu mendiskontokan arus kas yang akan diterima oleh investor di kemudian hari, termasuk atas bunga dan principal (pokok pinjaman).

(c) Analisa Industri
Masih ingat Singer�? mesin jahit yang sangat popular pada tahun akhir 70-an, akan tetapi sekarang tidak banyak dikenal karena orang lebih suka membeli pakaian langsung ketimbang membikin sendiri. Atau mesin tik yang menurun tajam akibat kemajuan komputer dalam word processing.
Dalam memilih saham analisa industri menjadi sangat penting, sebab jika anda memilih industri yang salah seperti industri mesin jahit dan mesin tik pada awal 80-an kinerja investasi anda tidak akan bagus.
Analisa industri bisa dilihat dari siklus hidup industri itu sendiri. Dimulai dari tahap merintis (pioneering), ekspansi, stabilisasi (maturity), dan selanjutnya menurun (declining).
1. Pioneering. Pada tahap ini, industri baru memasuki tahap pengenalan. Misalnya saja industri cyber atau internet yang baru dikenal beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Pada tahap pioneering, banyak perusahaan masuk ke industri ini dan berusaha memperoleh pangsa pasar seluas-luasnya.
2. Ekspansi. Pada tahap ekspansi, perusahaan-perusahaan yang sebelumnya berlomba-lomba memasuki industri ini. Perusahaan yang bisa bertahan pada tahap ini selanjutnya akan terus berkembang dan melakukan perluasan usaha atau melakukan inovasi atas produk-produknya sehingga bisa lebih atraktif dalam upayanya menguasai pangsa pasar. Investor biasanya tertarik untuk berinvestasi pada industri ini karena potensinya untuk mendatangkan keuntungan cukup tinggi yaitu berasal dari penjualan yang relatif meningkat.
3. Stabilisasi. Memasuki tahap stabilisasi, industri bisa dikatakan telah matang (mature) dan tingkat penjualan tidak lagi setinggi pada saat ekspansi. Produk-produk juga tidak seinovatif sebelumnya dan jumlah kompetitor di industri ini banyak. Biaya produksi perusahaan-perusahaan pada tahap ini cenderung tetap atau dengan kata lain skala ekonomis sudah banyak tercapai. Industri pada tahap ini terus tumbuh tapi tingkat pertumbuhannya tidak signifikan.
4. Penurunan. Ciri-ciri industri yang memasuki tahap ini adalah terjadinya kejenuhan pada industri tersebut dan penjualan rata-rata industri sudah mulai menurun. Banyak pelaku industri mulai meninggalkan industri ini atau malah tersingkir karena tidak bisa lagi menanggung biaya untuk bertahan (survive).
Berbekal analisa industri, anda dapat menilai apakah tempat anda berinvestasi sedang dalam tahap pengenalan (pioneering), atau sedang ekspansi, stabil, atau malah dalam keadaan menurun. Jika anda berinvestasi pada tahap pengenalan (pioneering) atau tahap ekspansi, maka potensi penghasilan (return) yang akan anda dapatkan relatif lebih tinggi walaupun risikonya juga tidak kecil. Banyak investor melakukan aksi pengambilan keuntungan (profit taking) pada saham-saham industri ini. Namun, investor sebaiknya tidak berharap banyak pada capital gain jika berada pada tahap maturity karena harga saham-saham perusahaan tidak seatraktif tahap sebelumnya. Di lain pihak, investor bisa berharap banyak pada dividen yang akan dibagikan perusahaan. Yang perlu anda perhatikan pada tahap ini adalah berapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan serta porsi alokasi laba perusahaan untuk dividen.
Dengan memperhatikan karakteristik industri tempat anda berinvestasi, keuntungan dari industri bisa diperkirakan dan kapan anda harus keluar dari industri tersebut bisa anda tentukan.
Informasi pasar dalam analisis Keuangan
1. Informasi pasar adalah informasi yang berasal dari pasar yang bisa digunakan untuk analisis keuangan
2. Informasi pasar dapat bersumber dari data keuangan yang tersedia maupun dari analisis yang dilakukan oleh lembaga rating
Lembaga Rating
1. Lembaga rating adalah lembaga yang melakukan pengklasifikasian terhadap kualitas sekuritas yang dikeluarkan oleh emiten.
2. Rating dilakukan terhadap sekuritas obligasi
3. Kualitas sekuritas terkait dengan kemampuan perusahaan dalam membayar pokok pinjaman dan bunga obligasi yang dikeluarkan
4. Lembaga rating antara lain Moody’s investor service Inc dan Standard & Poor’s Corp di Amerika Serikat dan Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia di Indonesia.
(d) Analisa Pasar
1. Analisis pasar biasa dilakukan dengan memperhatikan 2 aspek yaitu Risiko dan return.
2. Risiko secara umum bermakna negatif yaitu kejadian buruk yang menimpa kita.
3. Dalam pasar modal risiko didefinisikan dengan penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
4. Misalkan Tn. A berinvestasi senilai Rp 100 jt pada obligasi PT. X dengan tingkat bunga 12%. Dari investasi tersebut Tn A diperkirakan akan memperoleh Rp 12 jt setiap tahun. Oleh karena penyimpangan dari hasil yang diharapkan relatif kecil, maka investasi dalam bentuk obligasi relatif rendah/kecil. Akan tetapi jika diperkirakan PT X akan mengalami kebangkrutan maka resiko investasi Tn A menjadi tinggi/besar.
Misalkan Tn A melakukan investasi sebesar Rp 100 jt dalam bentuk saham, Dalam beberapa tahun mendatang harga saham bisa sangat tinggi, dan bisa juga sebaliknya. Ini menunjukkan ketidakpastian investasi saham akan lebih besar dibanding dengan investasi obligasi atau risiko investasi saham lebih besar dibanding dengan investasi obligasi.
Analisis Pasar (risiko)
a. Untuk mengukur risiko, secara statistik dapat menggunakan varian, standar deviasi atau koefisien variasi.
b. Langkah-langkah mengukur standar deviasi:
1. Tentukan probabilitas kondisi ekonomi
2. tentukan return investasi dalam masing-masing kondisi ekonomi
3. Hitung return yang diharapkan
4. Hitung varian
5. Hitung standar deviasi = akar dari varian
6. koefisien variasi = standar deviasi/return yg diharapkan
Analisis Pasar (return)
 Return
Return biasa dimaknai dengan keuntungan
Dalam pasar modal, return didefinisikan dengan perubahan nilai antara periode t+1 dengan t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut.
1. Misalkan kita membeli saham pd tahun ini dengan harga Rp 1000, kemudian tahun depan harga saham naik menjadi Rp 1200. Selama satu tahun tersebut perusahaan membagi dividen sebesar Rp 50. maka return saham tersebut adalah
2. Return = {(1200-1000) + 50) }/1000 = 0.25 atau 25%
3. Karena jangka waktunya satu tahun maka disimpulkan bahwa return saham adalah 25% per tahun.
Hubungan Risiko dan Return
1. Risiko dan return memiliki hubungan yang positif.
2. Semakin tinggi return semakin tinggi risiko atau semakin tinggi risiko semakin tinggi pula return yang diharapkan.
3. Saham biasa memiliki return relatif tinggi, diikuti oleh obligasi perusahaan, obligasi pemerintah dan sertifikat bank Indonesia.
Berikut beberapa laporan Perubahan Harga Saham Teraktual
1. Saham-saham di lantai Bursa Efek Indonesia terus melanjutkan keperkasaannya pada Selasa (2/6) siang ini. Indeks Harga Saham Gabungan mantap di atas level 2.000.
2. IHSG sesi pagi ditutup menguat 1,80 persen atau 35,939 poin pada 2.034,518. Sektor komoditas, perbankan dan basic industry menjadi bensin utama indeks berlayar di zona hijau.
3. Adapun indeks Kompas100 juga meningkat 1,78 persen, kemudian indeks LQ45 naik 1,85 persen, serta Jakarta Islamic Index bertambah 1,68 persen.
4. Sebanyak 121 saham naik mendominasi perdagangan sesi pagi ini, dibanding 46 saham turun dan 76 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 5,018 triliun dari 105.148 kali transaksi dengan volume 7,789 miliar saham.
5. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS siang ini ada pada Rp 10.235 per dollar AS.

Akhirnya, IHSG Tembus 2.000
1. Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia pada awal perdagangan Selasa (2/6) pagi langsung menembus level psikologis baru, 2.000.
2. IHSG pada pukul 09.43 waktu JATS naik 0,85 persen atau 17,262 poin menjadi 2.038,981. Sektor perbankan dan basic industry menjadi penopang utama laju indeks di jalur positif.
3. Sementara itu, indeks Kompas100 bertambah 0,86 persen, indeks LQ45 bertambah 0,88 persen, dan Jakarta Islamic Index meningkat 0,79 persen.
4. Kemarin IHSG melonjak 4,26 persen didorong oleh kenaikan harga komoditas dan juga sentimen positif dari data inflasi Mei yang kemarin diumumkan oleh BPS. Menurut analis riset Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, angka inflasi bulanan (m-o-m) sebesar 0,04 persen dan tahunan (y-o-y) sebesar 6,04 persen dinilai investor sangat positif dan terkontrol.
5. Selanjutnya, kata dia, investor akan menanti hasil sidang rapat Dewan Gubernur BI terkait BI Rate. Sementara itu, investor global juga tengah berada pada sentimen positif meski masih menanti kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan kebangkrutan GM.
6. Secara teknikal, lanjut Purwoko, indikator RSI menunjukkan IHSG sudah memasuki area overbought. Meski demikian, tingginya volume perdagangan dan menguatnya arah momentum indikator menunjukkan bahwa minat/tekanan beli masih akan mendominasi pasar dalam beberapa waktu mendatang.
7. "Indeks kami perkirakan akan mencoba menembus level 2.000. Jika berhasil kemungkinan akan terus melaju menuju resistance 2.018. Target support di 1.980," ujarnya.
8. Inflasi Cenderung Menurun Dekati 5 Persen


TUGAS MAKALAH
ANALISA PASAR MODAL, MAKRO-MIKRO, INDUSTRI, DAN PASAR

DOSEN PEMBIMBING
Drs. AGUS SUCIPTO., MM

Oleh:
M. Adib Mawardi (06610041)
Suharliya (06610045)
M. Hilmi (06610049)
Ahmad Habib Jamil (06610052)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pasar Modal ini.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memimpin, membimbing dan menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam.
Suatu kebanggan tersendiri bagi kami karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, khususnya Bapak Drs. Agus Sucipto.MM yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kririk dari pembaca untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya.
Akhirnya, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Malang, 2 Juni 2009

Penyusun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar