Sabtu, 04 Juli 2009

Sistem Informasi Manajemen Sebagai Pengambil Keputusan

Tugas Makalah
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN

Dosen pembimbing
M. Asnan Fanani, SE., MM


Oleh Kelompok 11:
Abdul Rouf (05610055)
Novita Kurniasari (06610040)
M. Adib Mawardi (06610041)
An’im Fatahna (06610031)


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Sistem Informasi Manajemen Sebagai Pengambil Keputusan” ini.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada kita Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memimpin, membimbing dan menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yakni agama Islam.
Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak lepas dari peran serta bsrbagai pihak, khususnya Bapak M. Asnan Fanani, SE., MM yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk menyempurnakan penyusunan makalah kami berikutnya.
Akhirnya semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua.


Malang, 10 Juni 2009


Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
2.2 Pengertian Pengambilan Keputusan
2.3 Tipe Pengambilan Keputusan
2.4 Proses Pengambilan Keputusan
2.5 Kriteria Pengambilan Keputusan
2.6 Skala pengukuran Pengambilan Keputusan
2.7 Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan
2.8 Konsep Riset Operasi
2.9 Model Riset Operasi
2.10 Aplikasi Riset Operasi
BAB III PENUTUP
Studi Kasus
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai kepada kerugian uang. Ada kalanya keputusan diambil oleh manajer sendiri, tetapi tidak jarang juga bersama staf, tergantung dari besar kecilya masalah dan gaya kepemimpinan yang dianut oleh si manajer. Yang jelas, pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan secara sembarang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan. Masalah berbeda dengan persoalan, meskipun keduanya merupakan pertanyaan untuk dijawab. Jika untuk pertanyaan sudah ada jawabannya, bagi masalah belum.
Ada masalah yang mudah saja dipecahkan, ada yang sukar, ada juga yang sangat sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya sangkut paut dengan berbagai faktor. Atas dasar itulah, maka keputusan yang dihasilkan ada yang tidak mengandung resiko apa-apa, ada yang resikonya kecil saja, ada pula yang resikonya besar, bahkan sangat besar. Cara pengambilan keputusan akan mempengaruhi perancangan sistem informasi berdasarkan komputer yang dimaksudkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan?
2. Apa Pengertian Pengambilan Keputusan?
3. Apa saja Tipe Pengambilan Keputusan?
4. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan?
5. Apa Kriteria Pengambilan Keputusan?
6. Bagaimana Skala pengukuran Pengambilan Keputusan?
7. Bagaiman Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan?
8. Bagaimana konsep riset operasi
9. Bagaimana model riset operasi
10. Bagaimana aplikasi riset operasi


C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
2. Untuk mengetahui Pengertian Pengambilan Keputusan
3. Agar dapat mengetahui Tipe Pengambilan Keputusan
4. Agar dapat mengetahui Proses Pengambilan Keputusan
5. Untuk mengetahui Kriteria Pengambilan Keputusan
6. Agar dapat mengetahui Skala pengukuran Pengambilan Keputusan
7. Agar dapat mengetahui Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan
8. Agar dapat mengetahui konsep riset operasi
9. Agar dapat mengetahui model riset operasi
10. Agar dapat mengetahui aplikasi riset operasi



















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
penjelaskan pengambilan keputusan yang penting dan kemudian juga mengenai hubungan antara teori tersebut untuk merancang sistem informasi. Model yang bermanfaat yang terkenal sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon akan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini terdiri atas tiga tahap[1]:
Tiga tahap mengambil keputusan
Tahap proses dalam pengambilan keputusan
Penjelasan
Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya
Perancangan
Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan
Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan

Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai arus dari pemahaman sampai perancangan dan pemilihan tetapi pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan lagi ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Misalnya, pemilihan mungkin menolak semua alternatif dan mengembalikannya ke tahap perancangan untuk menghasilkan pemecahan tambahan. Model Simon ada hubungannya dengan SIM. Hubungan ini diikhtisarkan untuk ketiga tahap model Simon, yaitu[2]:


Tiga tahap pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan SIM
Tahap proses pengambilan keputusan
Hubungan dengan SIM
Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani
Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakarsai pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis alternatif
Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pegambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.

Ada beberapa cara yang berlainan untuk menggolongkan pengambilan keputusan. Kesadaran akan kerangka dan paham ini akan bermanfaat dalam pembicaraan selanjutnya. Suatu sistem pengambilan keputusan, artinya model sistem yang digunakan untuk mengambil keputusan, dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini, pengambil keputusan dianggap:
a. Mengetahui semua alternatif dan akibat atau hasil masing-masing alternatif
b. Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukai
c. Memilih alternatif yang memaksimumkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan, atau kegunaan
Paham pengambilan keputusan yang tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional secara logis menguji semua alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai, dan memilih alternatif yang mendatangkan hasil terbaik. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya merupakan model sistem pengambilan keputusan yang tertutup.
Sistem pengambilan keputusan yang terbuka memandang keputusan sebagai terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks dan sebagian tidak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan proses pengambilan keputusan selanjutnya mempengaruhi lingkungan. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan alternatif, kemampuan untuk menangani model keputusan, dan sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan:
a. Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil
b. Melakukan penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan
c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginnanya
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan karena tingkat keinginan berubah menanggapi perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.

2.2 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pada hakekatnya kegiatan pembuatan keputusan di latar belakangi oleh adanya suatu masalah atau problem dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu. Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Selain itu, pembuatan keputusan dipandang sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang terjadi. Di lain pihak, masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalah kreatif.
Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan. Masalah ini banyak terjadi dalam kegiatan pelaksanaan suatu rencana sehingga pembuatan keputusan dilakukan untuk memperbaiki atau meluruskan penyimpangan yang terjadi atau memperbaiki rencana bila rencana tersebut keliru. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa lalu. Misalnya, suatu perusahaan ingin memperbesar atau memperluas market sharenya atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya. Masalah yang dihadapi dalam kondisi ini adalah masalah progresif. Sedangkan masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Hal ini dapat dicontohkan pada sebuah pabrik mobil yang ingin menciptakan kendaraan dengan energi tenaga matahari.
Efisiensi dan efektivitas suatu perusahaan biasanya dapat diduga dari jenis atau macam masalah yang sering dihadapi. Sebuah perusahaan yang terlalu sering menghadapi masalah korektif, menggambarkan cara kerja yang kurang efisien dan kurang efektif. Di lain pihak, perusahaan yang lebih sering progresif dan kreatif menggambarkan perusahaan yang relatif sukses dan inovatif.

2.3 Tipe Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan seorang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi apapun. Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan adalah menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan juga dapat dibedakan juga dapat menjadi keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, resiko dan ketidakpastian. Keputusan yang diprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulanng dengan membatasi dan menghilangkan alternatif.
Masalah rutin tidak selalu sederhana, keputusan yang diprogram dapat juga digunakan dalam penanganan masalah yang kompleks dan rumit. Bila suatu masalah berulang dan unsur komponen dapat dirumuskan, diperkirakan dan dianalisis, maka hal itu dapat menjadi “calon” pembuatan keputusan yang diprogram. Keptusan yang tidak diprogram di lain pihak adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah khusus, khas, atau tidak biasa. Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram.







Teknik-teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern[3]
Tipe-tipe keputusan
Teknik-teknik pembuatan keputusan
Tradisional
modern
Diprogram:
Keputusan rutin dan berulang-ulang.
Organisasi mengembangkan proses khusus bagi penanganannya.
1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin: prosedur pengoperasian standar
3. Struktur organisasi
Pengharapan umum sistem tujuan saluran informasi yang disusun dengan baik
1. Teknik-2Riset operasi: analisa matematik model-model simulasi komputer
2. Pengolahan data elektronik
Tidak diprogram:
Keputusan sekali pakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan. Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum.
1. Kebijaksanaan intuisi dan kreativitas
2. Coba-coba
3. Seleksi dan latihan para pelaksana
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada:
a. Latihan membuat keputusan
b. Penyusunan program komputer “Heuristic”

2.4 Proses Pengambilan Keputusan
Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode pembuatan keputusan informal untuk memberi pedoman bagi manajer. Tetapi tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar. Akan tetapi, bagaimana pun para manajer yang menggunakan suatu pendekatan rasional, intelektual, dan sistematis akan lebih berhasil dibandingkan para manajer yang menggunakan penedekatan informal. Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategis formal. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan, pengembangan alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan, dan evaluasi terhadap hasil seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:




Tahap – tahap Proses Pengambilan Keputusan[4]
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7









Identifikasi & diagnosa masalah
Pengumpulan & analisis data
Pengembangan alternatif
Evaluasi alternatif
Pemilihan alternatif terbaik
Implementasi keputusan
Evaluasi hasil
Umpan balik



Tahap 1: Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukakan atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah, bukan penyebab yang mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, manajer pertama-tama harus menemukan apa masalah sebenarnya, kemudian menentukan bagian masalah yang mereka harus pecahkan serta bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
Tahap 2: Pengumpulan dan analisis data yang relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus mulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3: Pengembangan alternatif-alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang “feasibel” sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Tahap 4: Evaluasi alternatif-alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria: apakah alternatif realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
Tahap 5: Pemilihan alternatif terbaik. Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternatif terbaik juga sering merupakan suatu kompromi di antara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan.
Tahap 6: Implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik dipilih, para manajer harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah.
Tahap 7: Evaluasi hasil-hasil keputusan. Implementasi keputusan harus dimonitor terus-menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.
2.5 Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk pengambilan keputusan yang mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang diharapkan. Ada bukti yang memberi kesan pembatasan atas kriteria, misalnya orang yang naik pesawat terbang membeli asuransi penerbangan, tetapi nilai asuransi yang diharapkan jauh di bawah biasanya. Selisih tersebut diperhitungkan melalui metode penjualan yang biasanya tinggi dan keuntungan bagi perusahaan asuransi. Gejala ini menimbulkan kesan bahwa individu lebih suka memilih memaksimalkan kegunaan yang diharapkan dari pada yang diharapkan. Contoh ini memberi kesan bahwa kegunaan jumlah yang besar bagi indevidu mempunyai kegunaan yang lebih besar dari pada jumlah yang kecil.
Suatu pandangan alternatif mengenai kriteria untuk pengambilan keputusan adalah pemuasan. Padangan ini berasal dari model perilaku deskriftif yang mengatakan bahwa mengambil keputusan tidak mengetahui alternatif yang jelas dan harus mengadakan penyelidikan untuk mendapatkannya.
2.6 Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
Pada hakekatnya pembuatan keputusan dipandang sebagai suatu proses dalam usaha mencari jalan keluar dari suatu masalah atau problem. Pengambil keputusan yang lebih berkesan suatu kegiatan pemilihan alternatif dari serangkaian alternatif yang merupakan cara pemecahan suatu masalah. Tolak ukur kuantitatif mengenai manfaat dan biaya bertujuan mempermudah perbandingan antara efektifitas beraneka alternatif cara penggarapan dalam suatu situasi keputusan. Tujuan pengungkapan pengukuran secara kuantitatif sering menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Dan penafsiran ini sering bertentangan dengan maksud pembuatan keputusan. Selain itu, pengambilan keputusan melukiskan suatu proses yang digunakan untuk memilih suatu arah tindakan sebagai pemecahan bagi suatu persoalan.
Dengan demikan, jelas diperlukan suatu skala pengukuran yang akan mempermudah perbandingan antara keefektifitas beraneka alternatif yang dikembangkan sehingga dapat dengan tegas dan tanpa keraguan dipilih salah satu alternatif yang terbaik. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan bertambah banyaknya batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud dapat dirinci dan dijelaskan[5], sebagai berikut:
a) Skala Nominal
Skala nominal adalah pengukuran dengan tarif yang paling rendah. Di sini suatu obyek digolong-golongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang bersifat kuatitatif atau kuantitatif. Simbol-simbol atau angka-angka ini dipakai untuk memberi identitas suatu kelompok tertentu. Misalnya plat nomor kendaran bermotor. Karena nomor dan huruf kendaraan tersebut menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan terdaftar. Pengambilan keputusan berdasarkan skala nominal agak sulit dilakukan karena skala ini tidak memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah alternatif keputusan.
b) Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukan adanya suatu jenjang urutan preferensi yang dikaitkan pada suatu tujuan. Atau dapat dikatakan bahwa skala ordinal adalah obyek-obyek dalam suatu kategori yang mungkin tidak berbeda dengan obyek lainnya. Kesulitan penilaian dalam skala ordianl ini adalah tidak adanya ukuran nilai yang membedakan setiap tingkat preferensi. Misalnya, lebih menyenagkan dengan jauh lebih menyenangi. Hal ini tentu saja akan menyulitkan proses pembuatan keputusan apabila terdapat lebih dari dua alternatif yang akan dipilih. Untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam kasus ini biasanya setiap kemungkinan hasil dari suatu alternatif diberi score / nilai sehubungan dengan jenjang nilai terhadap tujuan yang ingin dicapai.
c) Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai ciri-ciri skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang preferensi dalam skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya dilakukan lebih teliti. Pengukuran dengan skala interval untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu hubungan yang linier di antara komponen-komponen atau variabel-variabel yang diukur.
d) Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Dalam skala ratio, perbandingan dari setiap titik pada unit pengukuran adalah bebas. Pengukuran dengan skala ratio untuk pembuatan keputusan paling mudah dilakukan karena langsung diketahui perbedaan dan perbandingan jenjang nilai dari setiap hasil alternatif.
e) Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata, yang dapat dibandingkan secara langsung. Ukuran ini mempunyai titik nol langsung yang jelas. Berdasarkan uraian dan pembahasan dalam skala pengukuran pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang proporsional antara situasi atau kondisi keputusan dengan jenis serta skala pengukuran dari setiap alternatif keputusan yang diambil.
2.7 Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan
Operasi berbagai organisasi telah semakin kompleks dan mahal. Karena itu, menjadi sulit dan penting bagi manajer untuk membuat rencana dan keputusan yang efektif. Manajer tidak hanya dapat menggantungkan pada intuisinya daja dalam perencanaan dan pembuatan keputusan, tetepi manajer memerlukan bantuan berbagai teknik dan peralatan kuantitatif. Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah dikembangkan lebih dari empat puluh tahun yang lalu, yang dikenal sebagai teknik mangement science dan operations research (riset operasi).
Riset operasi bermaksud menggambarkan, memahami, dan memperkirakan atau meramalkan perilaku berbagai sistem yang komplek dari kehidupan manusia dan peralatan. Tujuan riset operasi adalah menyediakan informasi yang akurat sebagai dasar pembuatan keputusan. Penggunaan teknik resit operasi dalam industri, pemerintahan, dan sektor sosial terus berkembang sejalan dengan perkembangan tekninya yang beberapa di antaranya menjadi semakin komplek. Karena itu, pemilihan dan penerapan salah satu teknik bukanlah pekerjaan yang mudah. Manajer harus cukup mengetahui atau menguasai riset operasi untuk dapat memilih pendekatan yang tepat bagi organisasinya.
2.8 Konsep Riset Operasi
Ada tujuh ciri utama riset operasi dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut:[6]
Terpusat pada pembuatan keputusan
Penggunaan metode ilmiah
Penggunaan model matematik
Efektifitas ekonomis
Bergantung pada kompoter
Pendekatan tim
Orientasi sistem
Sedangkan pendekatan riset operasi untuk memecahkan masalah sebagai alternatif di dalam proses pengambilan keputusan mempunyai lima tahapan, yaitu:
1. diagnosa masalah
2. perumusan masalah
3. pembuatan model
4. analisis model
5. implementasi penemuan

2.9 Model Riset Operasi
Ada sejumlah cara pengelompokan model yang digunakan riset operasi. Pembedaan yang biasa dibuat adalah antara model normatif dan dekriktif. Model normatif menggambarkan apa yang seharusnya dilakukan. Ini digunakan untuk menyajiakan kepada para manajer penyelesaian terbaik. Model deskriptif menggambarkan segala sesuatu bagaimana adanya. Ini memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan dan tidak menawarkan penyelasaian masalah, tetepi saran apa yang akan terjadi bila variabel masalah diubah. Beberapa model riset operasi[7], sebagai berikut:
Programasi Linear (linear programming)
Teori antrian
Analisis network
Teori permainan
Model rantai Markov
Programasi dinamik
Simulasi (simulation)

2.10 Aplikasi Riset Operasi
Ada delapan jenis masalah praktek manajeral dengan teknik-teknik riset operasi sering diterapkan, yaitu:
a) Masalah persedian. Masalah-masalah persediaan merupakan salah satu jenis masalah yang paling baik dipecahkan dengan teknik-teknik riset operasi karena menyangkut penyeimbangan tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Pertentangan tersebut terjadi antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan produk. Penyelesaian optimal dapat diperoleh melalui penggunaan teknik-teknik riset operasi yang menyeimbangkan kecenderungan kedua biaya tersebut yang saling bertentangan. Program persediaan ini menyeimbangkan kebutuhan untuk memenuhi permintaan langganan dengan kebutuhan untuk menekan biaya-biaya pemesanan dan penyimpanan.
b) Masalah alokasi. Ada dua jenis umum masalah alokasi. Keduanya dapat dipecahkan dengan programasi linear. Jenis pertama, sekumpulan sumber daya tertentu dapat mengkombinasikan dengan cara-cara yang berbeda untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Jenis kedua, terjadi bila tidak cukup tersedia sumber daya untuk melaksanakan semua pekerjaan yang diinginkan manajer.
c) Masalah antrian. Masalah-masalah antrian menyangkut perencanaan berbagai fasilitas untuk memenuhi permintaan akan pelayanan. Masalah antrian biasanya dipusatkan dengan teori antrian, tetapi masalah yang lebih kompleks memerlukan teknik-teknik simultasi.
d) Masalah pengurutan. Masalah pengurutan timbul bila manajer harus memutuskan dalam urutan bagaimana bagian-bagian suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Penyelasaian masalah ini biasanya dicari malalui simulasi yang memungkinkan pengujian efisiensi berbagai urutan yang berbeda.
e) Masalah routing (schedulling). Masalah routing timbul bila manajer harus memutuskan kapan bagian suatu pekerjaan dilaksanakan. Masalah ini yang kompleks dapat ditangani dengan programasi linear, model antrian, atau kombinasi keduanya.
f) Masalah penggantian. Banyak narang mahal organisasi akan menjadi usang atau tidak terpakai. Salah satu masalah bagi manajer adalah memutuskan secara tepat kapan barang tersebut harus diganti. Masalah ini biasanya dipecahkan melalui penggunaan programasi linear yang dapat menyarankan jadwal penggantian yang paling mudah.
g) Masalah persaingan. Masalah persaingan berkembang bila kedua atau lebih organisasi berusaha mencapai tujuan yang paling bertentangan.
h) Masalah pancairan. Kesalahan atau ketidaklengkapan informasi dapat mengakibatkan keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan biaya untuk memperbaikinya. Alat untuk memecahkan masalah pencairan biasanya mengunakan statistik dikombinasikan dengan model programasi linear.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Tujuannya adalah untuk menjelaskan paham pengambilan keputusan yang penting dan kemudian juga mengenai hubungan antara teori tersebut untuk merancang sistem informasi.
2. masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalah kreatif.
3. Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategis formal. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan, pengembangan alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan, dan evaluasi terhadap hasil
4. Kriteria untuk pengambilan keputusan yang mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang diharapkan.
5. Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan skala nominal, skala ordinal, skala interval, skala ratio, skala absolut
6. Aplikasi Riset Operasi
a) Masalah persedian..
b) Masalah alokasi.
c) Masalah antrian.
d) Masalah pengurutan.
e) Masalah routing (schedulling).
f) Masalah penggantian.
g) Masalah persaingan.
h) Masalah pancairan.










Studi Kasus
Pada tanggal 17 Mei 2009 lalu kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim menyelenggarakan sebuah Pelatihan Investasi Saham Syariah (PINSA) dan Kompetisi Pasar Modal Online Se-UIN Malang. Even ini merupakan adopsi dari Kompetisi Nasional Pasar Modal yang diselenggarakan dalam tingkat nasional. Sistem yang dikembangkan adalah mengungkapkan system setingkat nasional yang dikemas dalam ruang lingkup UIN Malang.
Promosi yang digunakan adalah dengan menggunakan pamphlet maupun dengan menggunakan website PASARMODALMSAA.TK sebagai media informasi dan komunikasi dengan visitors. Situs ini di samping menyediakan informasi kepada visitors yang merupakan calon investor Pinsa pada Kompetisi Pasar Modal Online Se-UIN Malang, juga menyediakan kotak “Suara Anda” yang dapat digunakan oleh Pengunjung menyampaikan kesan, pesan, maupun pertanyaan secara singkat. Fasilitas yang merupakan layanan asli dari MYSHOUTBOX.COM ini cukup efektif untuk mewadahi beberapa pikiran, keinginan dari pengunjung selama kompetisi dan sesudahnya.
Untuk memfasilitasi layanan trading secara Online situs ini juga menggunakan email PASARMODALMSAA@GMAIL.COM yang digunakan oleh investor Pinsa maupun Pialangnya mentransaksikan modal virtual awal senilai seratus juta rupiah. Dan telah tercatat hingga penutupan lomba pada tanggal 5 Juni lalu telah tercatat seratus tujuh investor yang telah bertransaksi sejak dibuka tanggal 18 Mei lalu. Sedangkan untuk mengumumkan pemenang kompetisi pada tanggal 14 Juni nanti juga menggunakan situs ini.
Berkaitan dengan pengambilan keputusan PASARMODALMSAA.TK menyediakan daftar link Daftar Harga Saham yang dapat digunakan oleh investor Pinsa untuk memilih dan memutuskan harga saham yang layak untuk dibeli terkait dengan factor fundamental, teknikal, dan prospek harga saham pada period ke depan. Sedangkan dari sisi pialang juga dengan adanya link ini juga dapat digunakan untuk menyarankan, memutuskan, dan mengkonfirmasi investor atas transaksi yang mereka lakukan.


DAFTAR PUSTAKA

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI


[1] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI. Hal: 130
[2] Ibid. Hal: 131
[3] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI. Hal: 130

[4] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI. Hal: 137

[5] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI. Hal: 145-148
[6] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI. Hal: 150-151
[7] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI. Hal: 153-155

Pelaku Pasar Modal

TUGAS MAKALAH
PELAKU PASAR MODAL


DOSEN PEMBIMBING
Drs. AGUS SUCIPTO., MM

Oleh:
M. Adib Mawardi (06610041)
Suharliya (06610045)
M. Hilmi (06610049)
Ahmad Habib Jamil (06610052)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pasar Modal ini.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memimpin, membimbing dan menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam.
Suatu kebanggan tersendiri bagi kami karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, khususnya Bapak Drs. Agus Sucipto.MM yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kririk dari pembaca untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya.
Akhirnya, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Malang, 14 April 2009

Penyusun

PEMBAHASAN

Para Pelaku di Pasar Modal
Dalam melakukan transaksi jual dan beli saham maupun jual beli di pasar modal diperlukan penjual dan pembeli. Tanpa adanya pembeli dan penjual maka tidak akan mengkin terjadi transaksi seperti dalam definisi pasar yang lalu.
Penjual dan pembeli di pasar modal kita sebut sebagai para pemain dalam transaksi di pasar modal. Para pemain terdiri dari para pemain utamadan lembaga penunjang yang bertugas melayani kebutuhan dan kelancaran pemain utama.
Pemain utama dalam pasar modal adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan (emiten), dan pembeli atau pemodal (investor) yang akan membeli instrument yang ditawarkan oleh emiten. Kemudian didukung oleh lembaga penunjang pasar modal atau perusahaan penunjang yang mendukung kelancaraan operasi pasar modal.
Masing-masing pemain mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Adapun para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut:
1. Emiten
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa disebut emiten. Emiten melakukan emisi dapat memilih dua macam instrument pasar modal apakah bersifat kepemilikan atau hutang. Jika bersifat kepemilikan maka diterbitkanlah saham dan jika yang dipilih adalah instrument hutang, maka yang dipilih adalah obligasi.
Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) termasuk jenis surat-surat berharaga yang akan diterbitkan.
Tujuan emiten untuk memperoleh modal juga sudah dituangkan dalam RUPS. Tujuan melakukan emisi antara laian:
a. Untuk perluasan usaha, dalam hal ini tujuan emiten dengan modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
b. Untuk memperbaiki struktur modal, bertujuan untuk menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
c. Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan ini dapat berbentuk dari pemegang saham lama kepada pemegang saham yang baru. Pengalihan dapat pula untuk menyeimbangkan para pemegang sahamnya.
2. Investor
Pemain yang kedua adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi, pemodal ini disebut pula investor. Sebelum membeli surat-surat berharga yang ditawarkan para investor biasanya melakukan penelitian dan analisis-analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Sama seperti halnya emiten dalam menjual surat-surat berharga para investor juga memiliki berbagai tujuan dan biasanya investor yang berkeliaran di pasar modal tertiri dari berbagai golongan dengan tujuan yang berbeda pula.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:
a. Memperoleh deviden.
Tujuan investor hanya ditujukan kepada keuntuangan yang akn diperolehnya berrupa bunga yang akan dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
b. Kepemilikan perusahaan.
Dalam hal ini tujuan investor untuk menguasai perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan perusahaan.
c. Berdagang.
Tujuan investor adalah dijual kembali pada saat harga tinggi. Jadi pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.
3. Lembaga Penunjang
Di samping pemain utama di pasar modal, maka pemain lainnya yang turut memperlancar proses transaksi perdagangan efek adalah adanya lembaga penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.


Para lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut :
a. Penjamin emisi (underwriter)
Merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
Penjamin emisi ini dibagi ke dalam beberapaa jenis antara lain:
1. Full commitment
Maksudnya penjamin emisi mengambil seluruh risiko tidak terjualnya saham atau obligasi pada batas waktu yang telah ditentukan sesuai dengan harga penawaran di pasar (kesanggupan penuh).
2. Best effort commitment
Dalam hal ini penjamin emisi akan berusaha sebaik mungkin untuk menjual saham atau obligasinya dan apbila tidak laku maka dikembalikan kepada emiten. Jadi dalam hal ini tidak ada kewajiban untuk membeli saham yang tidak laku (kesanggupan terbaik).
3. Stand by commitment
Apabila saham atau obligasi yang dijual tidak laku maka penjamin emisi bersedia membeli dengan ketentuan biasanya harga yang dibeli di bawah harga penawaran pasar (kesanggupan siaga).
4. All or none commitment
Merupakan kesanggupan semua atau tidak sama sekali. Artinya jika hasil penjualan saham tidak memenuhi target maka emiten dapat menolak atau membatalkan dengan cara mengembalikan saham yang dibeli.

Berdasarkan fungsi dan tanggungjawabnya penjamin emisi dapat dibagi ke dalam :
1. Penjamin emisi utama (lead underwriter)
2. Penjamin pelaksana emisi (managing underwriter)
3. Penjamin peserta emisi (CO underwriter)

b. Perantara perdagangan efek (broker/pialang)
Lebih dikenal dengan istilah broker atau pialang. Mereka ini bertugas menjadi perantara dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi :
1. Memberikan informasi dengan emiten
2. Melakukan penjualan efek kepada investor
c. Perdagangan efek (dealer)
Dealer dalam pasar modal berfungsi sebagai pedagang dalam jual beli efek dan perantara dalam jual beli efek.
Adapun lembaga-lembaga yang bergerak dalam perdagangan efek dalam pasar modal antara lain:
1. Perantara perdagangan efek
2. Perbankan
3. Lembaga keuangan non-bank
4. Bank hukum berbentuk perseroan terbatas
d. Penanggung (guarantor)
Merupakan lembaga penengan antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Biasanya dalam emisi obligasi sangat diperlukan jasa penanggung. Penanggung dalam hal ini harus dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan atas risiko yang mungkin dari emiten. Sebagai contoh apabial emiten dibubarkan, maka apabila emiten tidak sanggup mengembalikan penjaman berikut bunganya, maka penanggunglah yang akan menanggung kerugian tersebut. Jadi dalam hal ini penanggung merupakan lembagaa yang dipercaya oleh investor sebelum menanmkan dananya.
e. Wali amanat (trustee)
Dalam emisi obligasi, jasa wali amanat sangat diperlukan, terutama sekali sebagai wali dari si pemberi amanat. Dalam hal ini si pemberi amanat adalah investor. Jadi, wali amanat mewakili pihak investor dalam hal obligasi.
Kegiatan wali amanat biasanya meliputi :
1. Menilai kekayaan emiten
2. Menganalisis kemampuan emiten
3. Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
4. Member nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten
5. Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi
6. Bertindak sebagai agen pembayaran
f. Perusahaan surat berharga (securities company)
Merupakan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan surat-surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan meliputi:
1. Sebagai pedagang efek
2. Penjamin emisi
3. Perantara perdagangan efek
4. Pengelola dana
g. Perusahaan pengelola dana (investment company)
Yaitu perusahaan yang kegiatannya mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor. Perusahaan ini memiliki dua unti dalam mengeloal dananya yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.
h. Kantor administrasi efek
Meruapakan kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya.
1. Membantu emiten dalam rangka emisi
2. Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor
3. Membantu menyusus daftar pemegang saham
4. Mempersiapkan koresponden emiten pada pemegang saham
5. Membuat laporan-laporan yang diperlukan.


DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit Erlangga.

INSTRUMEN PASAR MODAL

TUGAS
“INSTRUMEN PASAR MODAL”
DOSEN PEMBIMBING:
Drs. Agus Sucipto, MM.

Oleh:
M. Adib Mawardi (06610041)
Suharliya (06610045)
Muhammad Hilmi (06610049)
A. Habib Jamil (06610052)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Adanya produk atau instrument yang beragam pada pasar modal merupakan pilihan kepada investor untuk bertransaksi di pasar modal. Dengan adanya beberapa pilihan ini akan semakin memudahkan investor dalam berinvestasi. Investasi saham yang memiliki return dan risiko yang besar begitu menarik minat para investor yang mamiliki agresifitas bertransaksi di pasar modal. Untuk transaksi yang cukup aman dengan pengembalian yang prospektus sangat diminati para investor obligasi. Sedangkan untuk transaksi yang memiliki nominal kecil, cukup aman, dan tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu detail tentang pasar modal juga sangat digemari oleh investor reksadana,
Selain hal yang disebutkan di atas masih ada beberapa instrument yang ditawarkan oleh pasar modal. Diantaranya adalah derivatif, right, dan warrant yang dapat dijadikan alternative investasi oleh para pemilik modal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja instrument dari pasar modal?

C. TUJUAN PENULISAN
1, Untuk mengetahui jenis-jenis instrument pasar modal

BAB II
PEMBAHASAN

INSTRUMEN PASAR MODAL DI INDONESIA
1. Saham
A. Definisi dari Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.

B. Jenis-jenis Saham
a. Saham Biasa, merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di Pasar Modal. Jenis ini memiliki karakteristik seperti :
- Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di likuidasi.
- Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
- Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
- Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat.
b. Saham Preferen, memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.
- Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.
- Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.

C. Manfaat investasi pada saham
a. Dividen
Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jenis Dividen:
· Dividen Tunai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki.
· Dividen Saham, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahan tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.

b. Capital Gain
Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham tersebut. Contoh: Investor A membeli saham PT. X, yang listing di Bursa Efek, setahun yang lalu dengan harga Rp 3.500. Saat ini harga saham PT. X telah meningkat menjadi Rp 3.750. Jika investor A menjual sahamnya pada harga tersebut, maka ia akan menikmati Capital Gain atau keuntungan sebesar Rp 250 per saham (tanpa perhitungan pajak dan komisi).

D. Risiko Investasi pada saham
a. Tidak ada pembagian dividen
Jika emiten tidak dapat membukukan laba pada tahun berjalan atau Rapat Umum Pemegang Saham
memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan dipergunakan untuk ekspansi usaha.

b. Capital Loss
Investor akan mengalami capital loss, jika harga beli saham lebih besar dari harga jual. Contoh: Investor A membeli saham PT. X setahun yang lalu pada harga Rp 3,500. Saat ini harga saham turun menjadi Rp 3,100. Jika ia menjual sahamnya maka ia akan rugi Rp 400 (Tanpa perhitungan pajak dan komisi).

c. Risiko Likuidasi
Jika emiten bangkrut atau di likuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva
perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayar. Yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa, maka para pemegang saham tidak memperoleh apa-apa.

d. Saham delisting dari Bursa
Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya (delisting) di Bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan.

2. Obligasi dan Obligasi Konversi
A. Definisi dan Jenis
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor tersebut/pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Nilai suatu obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika suku bunga secara umum cenderung turun, maka nilai atau harga obligasi akan meningkat, karena para investor cenderung untuk berinvestasi pada obligasi. Sementara itu, jika suku bunga secara umum cenderung meningkat, maka nilai atau harga obligasi akan turun, karena para investor cenderung untuk menanamkan uangnya di Bank. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan adalah Corporate Bond, sementara obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Government Bond. Adapula Municipal Bond, yang merupakan obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah untuk membiayai proyek tertentu di daerah. Sebelum melakukan investasi pada obligasi, disarankan bagi para investor untuk memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode penilaian akan kemungkinan gagal bayar pada obligasi. Saat ini terdapat 2 perusahaan pemeringkat efek, yaitu, PT. PEFINDO, and PT. Kasnic Duff & Phelps Credit Rating Indonesia, yang kegiatan usahanya adalah menganalisa kekuatan posisi keuangan dari perusahaan penerbit obligasi. Peringkat yang ditetapkan berkisar dari AAA (sangat istimewa atau superior) sampai D (gagal bayar). (Lihat penjelasan pada Bab IV tentang: Peringkat
Efek). Obligasi Konversi adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham biasa pada harga tertentu. Bagi emiten, obligasi konversi merupakan daya tarik yang ditujukan kepada para investor untuk meningkatkan penjualan obligasi.

B. Manfaat Obligasi
a. Bunga
Bunga dibayar secara reguler sampai jatuh tempo dan ditetapkan dalam persentase dari nilai nominal. Contoh: Obligasi dengan kupon 10%, akan membayar Rp 10 setiap Rp 100 dari nilai nominal setiap tahun. Biasanya pembayaran bunga terjadi setiap 3 atau 6 bulan sekali.
b. Capital Gain
Sebelum jatuh tempo biasanya obligasi diperdagangkan di Pasar Sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk memperoleh Capital Gain. Capital Gain juga dapat diperoleh jika investor membeli obligasi dengan diskon yaitu dengan nilai lebih rendah dari nilai nominalnya, kemudian pada saat jatuh tempo ia akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nominal.

c. Hak klaim pertama
Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditur memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan.

d. Jika memiliki Obligasi Konversi,
investor dapat mengkonversikan obligasi menjadi saham pada harga yang telah ditetapkan, dan kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas saham.

C. Risiko investasi pada Obligasi
a. Gagal bayar (default)
Kegagalan dari emiten untuk melakukan pembayaran bunga serta hutang pokok pada waktu yang telah ditetapkan, atau kegagalan emiten untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam kontrak obligasi.
b. Capital Loss
Obligasi yang dijual sebelum jatuh tempo dengan harga yang lebih rendah dari harga belinya.

c. Callability
Sebelum jatuh tempo, emiten mempunyai hak untuk membeli kembali obligasi yang telah diterbitkan. Obligasi demikian biasanya akan ditarik kembali pada saat suku bunga secara umum menunjukkan kecenderungan menurun. Jadi pemegang obligasi yang memiliki persyaratan callability berpotensi merugi, apabila suku bunga menunjukkan kecenderungan menurun. Biasanya untuk mengkompensasi kerugian ini, emiten akan memberikan premium.

3. Derivatif
Derivatif terdiri dari efek yang diturunkan dari instrumen efek lain yang disebut “underlying”. Ada beberapa macam instrument derivatif di Indonesia, seperti Bukti Right, Waran, dan Kontrak Berjangka. Derivatif merupakan instrumen yang sangat berisiko jika tidak dipergunakan secara hati-hati.

D. Bukti Right
a. Definisi
Sesuai dengan undang-undang Pasar Modal, Bukti Right didefinisikan sebagai hak memesan efek terlebih dahulu pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Bukti Right diterbitkan pada penawaran umum terbatas (Right Issue), dimana saham baru ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham lama. Bukti Right juga dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder selama periode tertentu.

b. Manfaat dari Bukti Right:
(a) Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah ditetapkan dengan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli saham baru dengan
harga yang lebih murah. Contoh: Jika seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp 200, dengan harga pelaksanaan (exercise price) Rp 1.500. Pada tanggal pelaksanaan harga saham perusahaan X diasumsikan melonjak hingga Rp 2.000 per lembar. Ia dapat membeli saham PT. X hanya dengan membayar Rp 1.700, yaitu Rp 1.500 (harga pelaksanaan) + Rp 200 (harga Right). Kemudian investor tersebut akan memperoleh keuntungan Rp 300 yang berasal dari Rp 2.000 – Rp 1.700. (b) Bukti Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder, sehingga investor dapat menikmati Capital Gain, ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih besar dari harga belinya.

c. Risiko memiliki Bukti Right:
(a) Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti Right tersebut, sementara itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli Right. Contoh: Seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp 200 dengan harga pelaksanaan Rp 1.500. Kemudian pada periode pelaksanaan, harga saham turun menjadi Rp. 1,200 per saham. Investor tersebut tentunya tidak akan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, karena jika ia melakukannya, maka ia harus membayar Rp 1.700 (Rp 1.500 harga pelaksanaan + Rp 200 harga right). Apabila pemegang saham tidak menukar Bukti Right tersebut maka akan terjadi dilusi pada kepemilikan atau jumlah saham yang dimiliki akan berkurang secara proporsional terhadap jumlah total saham yang diterbitkan perusahaan. Sementara itu jika ia tidak menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, maka ia mengalami kerugian Rp 200 atas harga Right tersebut. (b). Bukti Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat mengalami kerugian (Capital Loss), ketika harga jual dari BuktiRight tersebut lebih rendah dari harga belinya.

E. Waran
a. Definisi
Waran biasanya melekat sebagai daya tarik (sweetener) pada penawaran umum saham ataupun obligasi. Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah dari pada harga pasar saham. Setelah saham ataupun obligasi tersebut tercatat di bursa, waran dapat diperdagangkan secara terpisah.
Periode perdagangan waran lebih lama dari pada bukti right, yaitu 3 tahun sampai 5 tahun. Waran merupakan suatu pilihan (option), dimana pemilik waran mepunyai pilihan untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik waran dapat menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan setelah waran tersebut diterbitkan oleh emiten. Harga waran itu sendiri berfluktuasi selama periode perdagangan.

b. Manfaat dari Waran:
(a) Pemilik waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut di Pasar Sekunder dengan cara menukarkan waran yang dimilikinya ketika harga saham perusahaan tersebut melebihi harga pelaksanaan. Contoh: Jika seorang investor membeli waran pada harga Rp 200 per lembar dengan harga pelaksanaan Rp 1.500, dan pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan meningkat menjadi Rp 1.800 per saham, maka ia akan membeli saham perusahaan tersebut dengan harga hanya Rp 1.700 (Rp 1.500 + Rp 200). Jika ia langsung membeli saham perusahaan tersebut di pasar sekunder, ia harus mengeluarkan Rp 1.800 per saham.
(b) Apabila waran diperdagangkan di Bursa, maka pemilik waran mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan (capital gain) yaitu apabila harga jual waran tersebut lebih besar dari harga
beli.

Ringkasan Instrumen Pasar Modal Indonesia
Instrumen
Definisi
Keuntungan
Resiko
Saham
Sertifikat yang menunjukkan
bukti kepemilikan
suatu perusahaan.

· Capital Gain.
· Dividen.

· Capital Loss
· Tidak ada pembagian dividen
· Risiko Likuidasi
· Delisting dari BursaEfek

Obligasi
Efek bersifat hutang

· Bunga dengan jumlahserta waktu yangtelahditetapkan
· Capital Gain
· Dapat dikonversi menjadi saham (untuk obligasi konversi)
· Memiliki hak klaim pertama pada saat emiten di likuidasi

· Gagal bayar
· Capital Loss
· Callability

Bukit Right
Sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya
untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga dan dalam periode tertentu.

Capital Gain dengan leverage, jika bukti right ditukar dengan saham baru
· Capital Gain yang diperoleh
di Pasar Sekunder.
Capital Loss dengan
leverage
· Capital Loss yang
diperoleh di Pasar
Sekunder.

Waran
Merupakan sekuritas yang
melekat pada penerbitan
saham ataupun obligasi,
yang memberikan hak
kepada pemiliknya untuk
membeli saham perusahaan
dengan harga dan
pada jangka waktu
tertentu.

Capital Gain dengan
leverage, jika waran di
konversikan menjadi
saham
· Capital Gain yang diperoleh
di Pasar Sekunder.

Capital Loss dengan
leverage
· Capital Loss yang
diperoleh di Pasar
Sekunder.

Kontrak berjangka
Indeks saham
K o n t r a k / p e r j a n j i a n
berjangka Indeks Saham
dengan variable pokok
Indeks.

Hedging instrumen
· Spekulasi dengan
leverage
· Arbitrase

Capital loss dengan
leverage

Reksa dana
Saham, obligasi, atau efek
lain yang dibeli oleh
sejumlah investor dan di
kelola oleh sebuah perusahaan
investasi profesional.

Tingkat pengembalian
yang potensial
· Pengelolaan dana oleh
manajemen yang profesional
· Likuiditas

· Capital Loss
· risiko likuidasi pada
Reksa Dana
Tertutup

Sebagai perbandingan :
Deposito Berjangka
Jenis tabungan pada bank
dengan jangka waktu
tertentu.

Bunga
· Tidak ada Capital Loss

Tingkat suku bunga
yang rendah
· Tidak ada Capital Gain

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Instrument pasar modal terdiri dari saham, obligasi, reksadana, derivatif, right, dan warrant.

Daftar Pustaka
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan teori portofolio. Jakarta: PT. Salemba Empat
www.bei.com
www.e-samuel.com

Analisa Pasar Modal, Industri, dan Mikro


PEMBAHASAN
Jenis Analisa dalam Pasar Modal
Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga pada saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pasar modal hanyalah ajang spekulasi semata. Karena pergerakan harga di pasar cenderung tidak stabil dan tidk dapat diprediksi serta tidak mencerminkan kondisi pasar yang sesungguhnya dari pasar yang bersangkutan. Anggapan ini tentunya selanjutnya menjadikan pasar modal jauh dari pilihan investasi dari sebagian masyarakat.
Sebenarnya ada persamaan dan perbedaan yang mendasar antara spekulasi dan investasi. Persamaan yang paling mendasar di antara keduanya bahwa baik dalam investasi maupun spekulasi ada peluang untuk menikmati keuntungan dan ada pula kemungkinan menderita kerugian. Namun bedanya adalah: dalam kegiatan investasi dalam kegiatan investasi, maka peluang untuk menerima keuntungan harus lebiih besar dari pada kemungkinan untu menerima kerugian. Sebaliknya dalam spekulasi peluang untuk menerima keuntungan akan lebih kecil dibandingkan peluang untuk menerima kerugian.
Sama dengan halnya pasar pada umumnya, sebenarnya yang terjadi di pasar modal tidak lebih dari proses tawar menawar antara pembeli dan penjual, sedangkan barang yang diperjual belikan adalah surat-surat berharga yang meliputi saham, obligasi, warrant, right, dan lain sebagainya.
Karena banyaknya pembeli dan penjual serta tingginya variasi ekspektasi antara satu investor dengan lainnya, maka mekanisme pasar modal diatur dengan menggunakan system antrian. Model antrian disusun berdasarkan logika penjual dan pembeli. Penjual sebagai pemilik barang akan berupaya mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, sedangkan pembeli ingin mendapatkan harga dengan semurah-murahnya.
Analisa fundamental pada dasarnya dapat dikatakan sebuah analisa yang digunakan untuk melakukan penilaian atas sebuah saham dengan menggunakan analisa yang meliputi:
1. Analisa perekonomian internasional
2. Analisa perekonomian nasional
3. Analisa Industri
4. Analisa perusahaan
Secara garis besar analisa fundamental pada perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut:




Sementara analisis teknikal dapat dikatakan sebagai sebuah analisa tentang pergerakan harga saham yang didasarkan dari pergerakan harga saham yang terjadi di masa lalu. Asumsi dasar dalam analisa teknikal adalah bahwa harga sangat ditentukan oleh keseimbangan antara supply dan demand. Dimana jika terjadi ekses supply, maka harga akan jatuh dan demikian sebaliknya jika ekses demand maka harga akan naik.
Jenis-jenis Analisa Dalam Pasar Modal
(a) Analisa Makro
Situasi perekonomian nasional sangat berpengaruh pada iklim investasi. Apabila ekonomi sedang tumbuh dengan baik, maka sebagian besar perusahaan juga menampilkan kinerja yang baik, dan ini akan berpengaruh pula pada pasar modal yang menanggapinya dengan harga-harga instrumen pasar modal yang atraktif. Dengan kata lain, situasi ekonomi akan berhubungan positif dengan situasi pasar modal . Berikut beberapa indikator makro yang penting diketahui.:
• Pertumbuhan PDB dan PNB. Pendapatan nasional (Produk Nasional Bruto) adalah pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara, baik yang ada di dalam negeri maupun yang sedang berada di luar negeri untuk mencari penghasilan. Sedangkan Produk Domestik Bruto adalah pendapatan (produk) yang dihasilkan oleh sebuah negara baik yang berasal dari penduduk negara tersebut di dalam negeri maupun penduduk asing yang sedang berada di negara tersebut. Jika anda melihat pertumbuhan PDB suatu negara sedang meningkat, itu artinya perekonomian nasional sedang tumbuh baik yang merupakan sinyal baik pula untuk berinvestasi.
• Tingkat Inflasi. Inflasi adalah peningkatan semua harga secara umum. Tingkat inflasi di suatu negara, misalnya Indonesia, biasanya dihitung dari perubahan indeks harga, dalam hal ini Indeks Harga Konsumen. Apabila tingkat inflasi di suatu negara sedang tinggi, itu menandakan perekonomian nasional sedang overheating dan bisa memicu peningkatan suku bunga.
• Suku Bunga. Tingkat suku bunga memiliki korelasi yang relatif negatif terhadap investasi. Apabila suku bunga (dalam hal ini adalah SBI) sedang mengalami peningkatan, maka bisa diperkirakan investasi di pasar modal akan mengalami penurunan karena orang-orang lebih tertarik untuk menyimpan uangnya di bank yang menawarkan bunga lebih tinggi (bunga tabungan dan deposito) ketimbang menginvestasikannya dalam bentuk efek.
Namun selain faktor diatas, anda jangan melupakan faktor-faktor non ekonomi yang sedang terjadi Faktor-faktor yang dimaksudkan adalah politik, sosial, dan keamanan. Seperti halnya Indonesia saat ini, yang adalah salah satu tempat investasi dengan risiko tinggi, situasi politik dan keamanan yang tidak stabil menyebabkan banyak orang enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Risiko jenis ini bisa anda sebut country risk.
Analisa makro yang dilakukan dengan cermat akan sangat membantu pembuatan keputusan investasi anda, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
(b) Analisa Teknikal
Jenis analisa ini adalah kebalikan dari analisa fundamental yang mengandalkan pada pergerakan harga sekuritas sehari-hari. Para technicians mempergunakan analisa terhadap pergerakan volume dan harga sekuritas masa lampau yang kemudian digunakan untuk memprediksi pergerakan pasar di masa datang. Pergerakan saham yang diamati itu akan membentuk trend. Trend ini biasanya berbentuk grafik (chart). Oleh karena ketergantungan mereka pada chart, para pengguna analisa jenis ini sering juga disebut chartist. Seorang analis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian kepada prospek pendapatan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, laba atau rugi perusahaan, dan variabel-variabel finansial lainnya. Menurut mereka, grafik pergerakan harga dan volume telah dapat menceritakan semuanya.
Ada beberapa istilah yang harus anda kenali dalam analisa teknikal, beberapa di antaranya akan dijelaskan berikut ini:
• Dow Theory. Charles H.Dow adalah penemu grafik jenis ini. Ia membagi grafik dalam tiga tipe pergerakan. Pergerakan utama (primary moves) menunjukkan pergerakan harga saham yang bisa diamati dalam satu hingga empat tahun dan akan menunjukkan apakah pasar sedang dalam keadaan bullish ataupun bearish. Pasar dikatakan bullish apabila grafik menunjukkan kenaikan dan harga-harga mengalami pergerakan yang agresif, sebaliknya apabila grafik cenderung mengalami penurunan atau cenderung stagnan, maka pasar bisa dikatakan sedang lesu atau bearish. Di antara kurun waktu terjadinya pergerakan utama, terdapat grafik yang menunjukkan pergerakan menengah (intermediate moves), yang bisa jadi merupakan dampak spekulasi jangka pendek yang ikut menyumbangkan porsi cukup material pada pergerakan utama. Sedangkan tipe pergerakan paling akhir disebut pergerakan minor (minor moves) yang muncul secara random di antara dua tipe pergerakan sebelumnya.
• Support Level. Adalah tingkat harga dimana minat untuk melakukan aksi beli cukup kuat dan mengalahkan tekanan jual saham tersebut sehingga dapat menahan harga saham tidak jatuh di bawah tingkat tersebut.
• Resistance Level. Adalah kebalikan dari support level, yaitu tingkat harga dimana minat untuk menjual cukup kuat dan mengalahkan tekanan beli sehingga mampu menahan harga tidak menembus tingkat tersebut.
• Correction. Penurunan harga saham setelah sebelumnya mengalami peningkatan.
• Rebound. Peningkatan harga saham setelah mengalami penurunan sebelumnya.
• Technical Rebound. Kenaikan harga saham setelah sebelumnya mengalami koreksi cukup tajam.
• Trend. Pola yang terbentuk dari pergerakan harga dan volume historis dalam jangka waktu tertentu dan dapat menunjukkan kecenderungan arah pergerakan selanjutnya.
• Bullish and Bearish. Istilah bullish dipergunakan bila harga melebihi rata-rata pergerakan harga (moving average) dan moving average sendiri bergerak meningkat. Sedangkan keadaan bearish terjadi apabila harga saham ada di bawah harga rata-rata dan moving average bergerak turun

(c) Analisa Fundamental Perusahaan
Analisa fundamental adalah salah satu jenis analisa yang dilakukan oleh investor dengan memperhatikan laporan keuangan dan fundamental perusahaan ketimbang memperhatikan perkembangan harga saham tersebut dari hari ke hari. Para fundamentalist sangat mengandalkan analisa jenis ini karena menurut mereka analisa jenis ini bebas dari bias karena mempergunakan data-data yang valid.
Analisa fundamental dilakukan untuk memperoleh nilai intrinsik (intrinsic value) sekuritas. Nilai intrinsik ini selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai pasar saat itu. Apabila ternyata nilai intrinsik sekuritas lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar, maka sekuritas tersebut dapat dikatakan undervalued dan anda bisa memutuskan untuk membelinya.
Ada berbagai pendekatan dalam menentukan nilai intrinsic suatu perusahaan. Bahasan lebih detail dibahas pada bagian Cara Menilai Saham. Satu cara penghitungan sederhana untuk mendapatkan nilai intrinsik (P) yang bisa anda terapkan pada analisa fundamental ini, yaitu:
P = Estimated EPS X P/E Ratio
Hasil penghitungan nilai intrinsik ini kemudian anda bandingkan dengan harga pasar saat itu. Apabila ternyata hasil perhitungan lebih tinggi, artinya sekuritas yang anda hitung undervalued dan saatnya untuk membeli dengan harapan harga saham tersebut akan meningkat di kemudian hari. Sebaliknya apabila lebih rendah, disebut overvalued dan anda harus menghindari sekuritas jenis ini, dan apabila anda terlanjur memilikinya, saat yang tepat untuk menjualnya.
Selain mempergunakan perhitungan sederhana di atas, perhitungan lain yang sering digunakan adalah discounted future cash flow yaitu mendiskontokan arus kas yang akan diterima oleh investor di kemudian hari, termasuk atas bunga dan principal (pokok pinjaman).

(c) Analisa Industri
Masih ingat Singer�? mesin jahit yang sangat popular pada tahun akhir 70-an, akan tetapi sekarang tidak banyak dikenal karena orang lebih suka membeli pakaian langsung ketimbang membikin sendiri. Atau mesin tik yang menurun tajam akibat kemajuan komputer dalam word processing.
Dalam memilih saham analisa industri menjadi sangat penting, sebab jika anda memilih industri yang salah seperti industri mesin jahit dan mesin tik pada awal 80-an kinerja investasi anda tidak akan bagus.
Analisa industri bisa dilihat dari siklus hidup industri itu sendiri. Dimulai dari tahap merintis (pioneering), ekspansi, stabilisasi (maturity), dan selanjutnya menurun (declining).
1. Pioneering. Pada tahap ini, industri baru memasuki tahap pengenalan. Misalnya saja industri cyber atau internet yang baru dikenal beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Pada tahap pioneering, banyak perusahaan masuk ke industri ini dan berusaha memperoleh pangsa pasar seluas-luasnya.
2. Ekspansi. Pada tahap ekspansi, perusahaan-perusahaan yang sebelumnya berlomba-lomba memasuki industri ini. Perusahaan yang bisa bertahan pada tahap ini selanjutnya akan terus berkembang dan melakukan perluasan usaha atau melakukan inovasi atas produk-produknya sehingga bisa lebih atraktif dalam upayanya menguasai pangsa pasar. Investor biasanya tertarik untuk berinvestasi pada industri ini karena potensinya untuk mendatangkan keuntungan cukup tinggi yaitu berasal dari penjualan yang relatif meningkat.
3. Stabilisasi. Memasuki tahap stabilisasi, industri bisa dikatakan telah matang (mature) dan tingkat penjualan tidak lagi setinggi pada saat ekspansi. Produk-produk juga tidak seinovatif sebelumnya dan jumlah kompetitor di industri ini banyak. Biaya produksi perusahaan-perusahaan pada tahap ini cenderung tetap atau dengan kata lain skala ekonomis sudah banyak tercapai. Industri pada tahap ini terus tumbuh tapi tingkat pertumbuhannya tidak signifikan.
4. Penurunan. Ciri-ciri industri yang memasuki tahap ini adalah terjadinya kejenuhan pada industri tersebut dan penjualan rata-rata industri sudah mulai menurun. Banyak pelaku industri mulai meninggalkan industri ini atau malah tersingkir karena tidak bisa lagi menanggung biaya untuk bertahan (survive).
Berbekal analisa industri, anda dapat menilai apakah tempat anda berinvestasi sedang dalam tahap pengenalan (pioneering), atau sedang ekspansi, stabil, atau malah dalam keadaan menurun. Jika anda berinvestasi pada tahap pengenalan (pioneering) atau tahap ekspansi, maka potensi penghasilan (return) yang akan anda dapatkan relatif lebih tinggi walaupun risikonya juga tidak kecil. Banyak investor melakukan aksi pengambilan keuntungan (profit taking) pada saham-saham industri ini. Namun, investor sebaiknya tidak berharap banyak pada capital gain jika berada pada tahap maturity karena harga saham-saham perusahaan tidak seatraktif tahap sebelumnya. Di lain pihak, investor bisa berharap banyak pada dividen yang akan dibagikan perusahaan. Yang perlu anda perhatikan pada tahap ini adalah berapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan serta porsi alokasi laba perusahaan untuk dividen.
Dengan memperhatikan karakteristik industri tempat anda berinvestasi, keuntungan dari industri bisa diperkirakan dan kapan anda harus keluar dari industri tersebut bisa anda tentukan.
Informasi pasar dalam analisis Keuangan
1. Informasi pasar adalah informasi yang berasal dari pasar yang bisa digunakan untuk analisis keuangan
2. Informasi pasar dapat bersumber dari data keuangan yang tersedia maupun dari analisis yang dilakukan oleh lembaga rating
Lembaga Rating
1. Lembaga rating adalah lembaga yang melakukan pengklasifikasian terhadap kualitas sekuritas yang dikeluarkan oleh emiten.
2. Rating dilakukan terhadap sekuritas obligasi
3. Kualitas sekuritas terkait dengan kemampuan perusahaan dalam membayar pokok pinjaman dan bunga obligasi yang dikeluarkan
4. Lembaga rating antara lain Moody’s investor service Inc dan Standard & Poor’s Corp di Amerika Serikat dan Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia di Indonesia.
(d) Analisa Pasar
1. Analisis pasar biasa dilakukan dengan memperhatikan 2 aspek yaitu Risiko dan return.
2. Risiko secara umum bermakna negatif yaitu kejadian buruk yang menimpa kita.
3. Dalam pasar modal risiko didefinisikan dengan penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
4. Misalkan Tn. A berinvestasi senilai Rp 100 jt pada obligasi PT. X dengan tingkat bunga 12%. Dari investasi tersebut Tn A diperkirakan akan memperoleh Rp 12 jt setiap tahun. Oleh karena penyimpangan dari hasil yang diharapkan relatif kecil, maka investasi dalam bentuk obligasi relatif rendah/kecil. Akan tetapi jika diperkirakan PT X akan mengalami kebangkrutan maka resiko investasi Tn A menjadi tinggi/besar.
Misalkan Tn A melakukan investasi sebesar Rp 100 jt dalam bentuk saham, Dalam beberapa tahun mendatang harga saham bisa sangat tinggi, dan bisa juga sebaliknya. Ini menunjukkan ketidakpastian investasi saham akan lebih besar dibanding dengan investasi obligasi atau risiko investasi saham lebih besar dibanding dengan investasi obligasi.
Analisis Pasar (risiko)
a. Untuk mengukur risiko, secara statistik dapat menggunakan varian, standar deviasi atau koefisien variasi.
b. Langkah-langkah mengukur standar deviasi:
1. Tentukan probabilitas kondisi ekonomi
2. tentukan return investasi dalam masing-masing kondisi ekonomi
3. Hitung return yang diharapkan
4. Hitung varian
5. Hitung standar deviasi = akar dari varian
6. koefisien variasi = standar deviasi/return yg diharapkan
Analisis Pasar (return)
 Return
Return biasa dimaknai dengan keuntungan
Dalam pasar modal, return didefinisikan dengan perubahan nilai antara periode t+1 dengan t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut.
1. Misalkan kita membeli saham pd tahun ini dengan harga Rp 1000, kemudian tahun depan harga saham naik menjadi Rp 1200. Selama satu tahun tersebut perusahaan membagi dividen sebesar Rp 50. maka return saham tersebut adalah
2. Return = {(1200-1000) + 50) }/1000 = 0.25 atau 25%
3. Karena jangka waktunya satu tahun maka disimpulkan bahwa return saham adalah 25% per tahun.
Hubungan Risiko dan Return
1. Risiko dan return memiliki hubungan yang positif.
2. Semakin tinggi return semakin tinggi risiko atau semakin tinggi risiko semakin tinggi pula return yang diharapkan.
3. Saham biasa memiliki return relatif tinggi, diikuti oleh obligasi perusahaan, obligasi pemerintah dan sertifikat bank Indonesia.
Berikut beberapa laporan Perubahan Harga Saham Teraktual
1. Saham-saham di lantai Bursa Efek Indonesia terus melanjutkan keperkasaannya pada Selasa (2/6) siang ini. Indeks Harga Saham Gabungan mantap di atas level 2.000.
2. IHSG sesi pagi ditutup menguat 1,80 persen atau 35,939 poin pada 2.034,518. Sektor komoditas, perbankan dan basic industry menjadi bensin utama indeks berlayar di zona hijau.
3. Adapun indeks Kompas100 juga meningkat 1,78 persen, kemudian indeks LQ45 naik 1,85 persen, serta Jakarta Islamic Index bertambah 1,68 persen.
4. Sebanyak 121 saham naik mendominasi perdagangan sesi pagi ini, dibanding 46 saham turun dan 76 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 5,018 triliun dari 105.148 kali transaksi dengan volume 7,789 miliar saham.
5. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS siang ini ada pada Rp 10.235 per dollar AS.

Akhirnya, IHSG Tembus 2.000
1. Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia pada awal perdagangan Selasa (2/6) pagi langsung menembus level psikologis baru, 2.000.
2. IHSG pada pukul 09.43 waktu JATS naik 0,85 persen atau 17,262 poin menjadi 2.038,981. Sektor perbankan dan basic industry menjadi penopang utama laju indeks di jalur positif.
3. Sementara itu, indeks Kompas100 bertambah 0,86 persen, indeks LQ45 bertambah 0,88 persen, dan Jakarta Islamic Index meningkat 0,79 persen.
4. Kemarin IHSG melonjak 4,26 persen didorong oleh kenaikan harga komoditas dan juga sentimen positif dari data inflasi Mei yang kemarin diumumkan oleh BPS. Menurut analis riset Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, angka inflasi bulanan (m-o-m) sebesar 0,04 persen dan tahunan (y-o-y) sebesar 6,04 persen dinilai investor sangat positif dan terkontrol.
5. Selanjutnya, kata dia, investor akan menanti hasil sidang rapat Dewan Gubernur BI terkait BI Rate. Sementara itu, investor global juga tengah berada pada sentimen positif meski masih menanti kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan kebangkrutan GM.
6. Secara teknikal, lanjut Purwoko, indikator RSI menunjukkan IHSG sudah memasuki area overbought. Meski demikian, tingginya volume perdagangan dan menguatnya arah momentum indikator menunjukkan bahwa minat/tekanan beli masih akan mendominasi pasar dalam beberapa waktu mendatang.
7. "Indeks kami perkirakan akan mencoba menembus level 2.000. Jika berhasil kemungkinan akan terus melaju menuju resistance 2.018. Target support di 1.980," ujarnya.
8. Inflasi Cenderung Menurun Dekati 5 Persen


TUGAS MAKALAH
ANALISA PASAR MODAL, MAKRO-MIKRO, INDUSTRI, DAN PASAR

DOSEN PEMBIMBING
Drs. AGUS SUCIPTO., MM

Oleh:
M. Adib Mawardi (06610041)
Suharliya (06610045)
M. Hilmi (06610049)
Ahmad Habib Jamil (06610052)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pasar Modal ini.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memimpin, membimbing dan menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam.
Suatu kebanggan tersendiri bagi kami karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, khususnya Bapak Drs. Agus Sucipto.MM yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kririk dari pembaca untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya.
Akhirnya, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Malang, 2 Juni 2009

Penyusun


TUGAS MATA KULIAH : STRATEGI DAN PEDOMAN INVESTASI



DOSEN PEMBIMBING:
Drs. Agus Sucipto, MM.

Oleh:
M. Adib Mawardi (06610041)
Suharliya (06610045)
M. Hilmi (06610049)
A. Habib Jamil (06610052)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pasar Modal ini.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memimpin, membimbing dan menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam.
Suatu kebanggan tersendiri bagi kami karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, khususnya Bapak Drs. Agus Sucipto, MM yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kririk dari pembaca untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya.
Akhirnya, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Malang, 29 April 2009

Penyusun

Penempatan dana investasi sebagai sebuah proses perencanaan mencapai tujuan jangka panjang, dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik dengan melakukannya sendiri maupun melalui perusahaan sekuritas atau perusahaan jasa keuangan / investasi lainnya. Penentuan cara ini sama pentingnya dengan investasi itu sendiri.

Berinvestasi mandiri melalui perusahaan sekuritas (misalnya untuk bertransaksi saham) memerlukan bukan saja pengetahuan dan informasi yang memadai tapi juga waktu. Jika kita mempunyai akses informasi namun tidak tahu penggunaannya, maka informasi tersebut tidak memberikan manfaat apapun. Kebanyakan orang pada uisa produktif hanya memiliki waktu sedikit untuk melakukan investasi sendiri karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Bila memaksa berinvestasi mandiri tanpa memiliki pengetahuan, informasi, dan waktu yang memadai, maka bisa jadi keuntungan yang dicari tetapi justru kerugian yang didapat.

Untuk itu kami melihat pentingnya bagi individu untuk mengenal dan mengetahui berbagai macam strategi investasi yang dikenal secara umum.

A. Determinasi Investasi

Setiap keputusan investasi melibatkan lima unsur pokok yang dapat disebut determinasi investasi. Dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi, unsur-unsur tersebut akan muncul, apakah secara eksplisit atau implisit. disadari atau tidak, diolah secara sistematis atau tidak.
Kelima unsur-unsur tersebut adalah:

1. Kondisi Pemodal (investor)
Kondisi pemodal meliputi kondisi keuangannya dan sikap terhadap risiko. Proses psikologis seorang pemodal. Dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, pada umumnya mengikuti urut-urutan yang sama. Penghasilan pertama akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Lapisan penghasilan yang berikut diatasnya akan digunakan untuk core investment, yaitu investasi dengan tingkat keamanan yang tinggi dan tingkat keuntungan yang terukur. Seandainya seorang pemodal miliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi lagi, baru ia bisa mengarahkan dananya untuk investasi yang lebih agresif, yaitu investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dan potensi pendapatan yang lebih tinggi pula. Sikap seseorang terhadap risiko dipengaruhi oleh kondisi keuangan. Apakah seseorang bersifat berani menghadapi risiko (risk seeker), netral (risk neutral) atau menghindari risiko (risk Averter), selain ditentukan oleh umur dan tempramen, juga ditentukan oleh jumlah dana yang ia miliki.

2. Motif Investasi

Unsur yang kedua adalah motif investasi. Pemodal pada umumnya memiliki motif investasi yang tidak tunggal. Namun intensitas motif-motif seperti keamanan, pertumbuhan, pendapatan, fasilitas pajak dan spekulasi, berbeda dari pemodal yang satu dengan pemodal yang lain.

3. Media Investasi

Media investasi sebagai unsur yang ketiga menyodorkan pilihan antara real assets dan financial assets. Berkembangnya perekonomian, cenderung menggeser objek investasi dari real assets seperti tanah dan emas ke arah financial assets baik di pasar uang maupun di pasar modal. Saham sebagai objek investasi utama di pasar modal memiliki berbagai karakteristik yang memungkinkan seorang pemodal mempunyai pilihan yang tepat. Untuk menyebut sebagian karakteristik tersebut, seorang pemodal dapat memilih blue chips stock, yang merupakan saham dari perusahaan yang besar atau ia lebih memilih growth stocks, yang merupakan saham perusahaan yang berkembang dan tingkat pertumbuhan lebih cepat dari trend ekonomi umumnya ditandai oleh pemasaran yang agresit, R & D oriented, Flow back ratio yang tinggi, dividend yield lebih rendah serta price earning ratio yang tinggi. Seorang pemodal yang lebih spekulatif mungkin memilih cylical stocks. Perusahaan yang bergerak di bidang real eatate, automotive, konstruksi dan eletronik pada umumnya berfluktuasi bersama siklus ekonomi. Apabila kondisi perekonomian membaik, maka penampilan perusahaan akan membaik juga dan dengan demikian harga saham diharapkan akan menjadi baik.

Sedangkan seorang pemodal yang konvensional mungkin akan memilih defensive stocks, yaitu saham dari perusahaan yang bertahan, atau bahkan seringkali di atas rata-rata pada saat resesi.

4. Model dan teknik Analisis

Ada dua potensi keuntungan dari investasi di Bursa Efek, yaitu dividen dan capital gain. Dividen perusahaan sangat berkaitan dengan performance perusahaan, sedangkan capital gain tidak begitu dipengaruhi oleh performance perusahaan. Unsur spekulasi sangat berperan dalam jual-beli saham. Pendapatan dari selisih penjualan saham dapat saja bernilai negatif, jika harga jual saham di bawah harga belinya (capital loss), sedangkan pendapatan dividen tidak bisa negatif.
Ada dua cara untuk merealisasikan potensi keuntungan di atas, yaitu:
1) membeli efek yang dalam jangka panjang menunjukkan performance yang lebih baik dari sekian banyak alternatif yang ada di pasar modal.
2) membeli efek pada saat harganya murah dan menjual setelah harganya naik.

Kedua cara tersebut di atas sungguh sebuah formulasi yang sederhana, tetapi tak mudah untuk dilaksanakan. Usaha konkrit untuk menerjemahkan formulasi itu ke dalam suatu model analisis yang sistematis, melahirkan dua aliran dalam disiplin securities analysis, yaitu: fundamental analysis dan technical analysis.

Fundamental analysis mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional. Karena itu, seorang fundamentalis memcoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusah aan. Alasannya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham di masa yang akan datang.
Ada berbagai model yang populer dalam fundamental analysis, antara lain:
a. Pendekatan Price Earning Ratio (PER).
PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada suatu saat dengan Earning
per share (EPS) suatu periode tertentu.

Harga Saham = Expected Earning per share
PER

Jadi Apabila EPS suatu perusahaan adalah Rp 1.000,- dan harga sahamnya Rp 20.000,-, maka PER = 20 X. Tidak ada suatu standar yang pasti berapa PER yang
wajar bagi suatu saham. Sebagian pemodal mengambil perbandingan dengan PER
dari perusahaan sejenis. Pemodal yang konvensional sering menetapkan PER
maksimum dengan menggunakan angka dari minimum required rate of return
(tingkat keuntungan minimal yang diharapkan). Apabila pemodal mempunyai rate
of return sebesar 10%, maka PER maksimum adalah 1/10% = 10 X.

b. Pendekatan Dividen Yield.
Pada pendekatan ini harga saham dihitung dengan cara:

Harga Saham = Ekspektasi dividen per saham (EDP) / Yield

Jadi apabila EDP adalah Rp 150,- dan yield yang di inginkan adalah 5% pertahun, maka:
Harga saham = 750 X 5%
= Rp 15.000,-

C. Pendekatan Net Assets Value
Pendekatan ini menghitung nilai buku suatu saham yang menggambarkan nilai
klaim atas fisik perusahaan, dengan formula sebagai berikut:
Nilai Buku = Nilai Assets/ Jumlah Saham Beredar

Jadi kalau nilai asset bersih suatu perusahaan adalah Rp 100 milyar, dan jumlah
saham yang beredar 25 juta lembar saham. maka nilai buku saham tersebut adalah
Rp 4.000,- per lembar saham. Beberapa pialang di Bursa Efek Jakarta memiliki
patokan bahwa harga saham maksimum tidak boleh melebihi tiga kali nilai buku.

Technical Analysis sebagai aliran yang kedua, menyatakan bahwa pemodal adalah
makhluk yang irrasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang individu yang bergabung kedalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya tetapi juga seringkali melebur identitas pribadinya kedalam identitas kolektif. Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi olehpermintaan dan penawaran. Pada gilirannya permintaan dan penawaran merupakan manifestasi dari kondisi psikologis pemodal. Para teknikalis menggugat bahwa kalau harga saham dipengaruhi semata-mata oleh kondisi perusahaan, kenapa harga saham berubah setiap saat padahal kondisi perusahaan dan prospeknya belum tentu berubah. Pada kondisi yang ekstrim seorang pemodal tidak memerlukan informasi mengenai perusahaan. Sepanjang pemodal membeli saham pada saat harganya rendah dan menjual saham pada saat harganya tinggi, maka pemodal tersebut akan memperoleh keuntungan. Salah satu model yang populer pada technical analysis adalah apa yang disebut support level and resistance level. Model ini pada intinya menggambarkan bahwa harga
saham selalu akan berfluktuasi naik dan turun. Hal yang pasti adalah naik dan turunnya

B. Kondisi Pemodal

Kondisi pemodal meliputi kondisi keuangannya dan sikap terhadap risiko. Proses
psikologis seorang pemodal. Dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, pada umumnya mengikuti urut-urutan yang sama. Penghasilan pertama akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Lapisan penghasilan yang berikut diatasnya akan digunakan untuk core investment, yaitu investasi dengan tingkat keamanan yang tinggi dan tingkat keuntungan yang terukur. Seandainya seorang pemodal miliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi lagi, baru ia bisa mengarahkan dananya untuk investasi yang lebih agresif, yaitu investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dan potensi pendapatan yang lebih tinggi pula. Sikap seseorang terhadap risiko dipengaruhi oleh kondisi keuangan. Apakah seseorang bersifat berani menghadapi risiko (risk seeker), netral (risk neutral) atau menghindari risiko (risk Averter), selain ditentukan oleh umur dan tempramen, juga ditentukan
oleh jumlah dana yang ia miliki.

C. Pemenuhan Prasyarat Investasi

D. Strategi Mencari Untung
Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal Dengan Menggunakan Beberapa Model Analisis
Model Markowitz
Melalui konsep diversifikasi (dengan pembentukan portofolio saham yang optimal), investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Di tahun 1952, Markowitz mengembangkan suatu bentuk diversifikasi yang efisien. Ukuran yang dipakai dalam portofolio Markowitz adalah koefisien korelasi. Koefisien korelasi positip menunjukkan bahwa kedua asset bergerak searah, sedang koefisien korelasi negatip menunjukkan bahwa kedua asset bergerak berlawanan.Menurut Markowitz, portofolio yang maksimal adalah dengan mengkombinasikan beberapa aset yang koefisien korelasi-nya kurang dari positif, disamping itu, apabila ada dua surat berharga yang return-nya sama tetapi resikonya berbeda, maka dipilih yang risiko rendah. (Agus, 2005). Kumpulan portofolio efisien Markowitz terletak pada garis batas (efficient frontier) serangkaian portofolio yang memiliki pengembalian maksimal untuk tingkat pengembalian tertentu. Inti dari efficient frontier Markowitz adalah bagaimana mengalokasikan dana ke masing-masing saham dalam portofolio untuk mencari titik maksimal portofolio.Persamaan untuk eficient set portofolio adalah sebagai berikut :Min = representasi keseluruhan varian sebuah portofolion = jumlah saham dalam portofolio
Dengan Konstrain berikut :(1) E =(2) 1.0 =dimana,xr = proporsi uang yang dialokasikan untuk saham iE (r*p) = adalah tingkat return yang diharapkanE (rj) = adalah tingkat return untuk setiap sahamDengan menggunakan persamaan (1), dapat dihitung sebuah portofolio dengan varian yang paling kecil, untuk setiap tingkat return yang dikehendaki investor. Model representasi keseluruhan tersebut menghasilkan banyak solusi yang tidak mungkin, karena jumlah alokasi terkadang lebih dari = 1. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita dapat mengimplementasikan Algoritma Genetika dalam model Efficient frontier Markowitz, jika dalam model Markowitz tradisional alokasi dilakukan dengan menggunakan Quadratic programming (aplikasi MS Excell), dimana resiko ditahan konstan kemudian algoritma bergerak untuk memperoleh return yang maksimal, atau sebaliknya return ditahan konstant kemudian algoritma meminimalkan resiko, maka dalam model Algoritma Genetika, pergerakan dapat dilakukan dengan berssamaan dalam memaksimalkan return dan meminimalkan resiko, dengan demikian, total jumlah alokasi akan selalu = 1, sehingga tidak akan terjadi solusi yang tidak mungkin dalam proses pengalokasian dana (Rostianingsih, Taufik N, 2005). Penggunaan Algoritma Genetika untuk pemilihan portofolio saham dalam model Markowitz dapat mengatasi kelemahan pengalokasian dana dalam pembentukan efficient set portofolioModel Markowitz telah terbukti membawa pemilihan portofolio yang efisien, yang terletak pada garis efisien (efficient frontier), yaitu portofolio yang merupakan porfolio pasar, tetapi dengan asumsi: (1) para investor adalah penghindar risiko yang memaksimalkan utility yang diharapkan; (2) investor memilih portofolio dengan dasar pertimbangan rata-rata varian dan return yang diharapkan; (3) semua investor melakukan periode pemegangan tunggal (single holding periode); disamping itu ada asumsi impilisit bahwa modal yang digunakan investor adalah modal sendiri, bukan dari pinjaman. (Agus, 2005). Dengan menggunakan model Markowitz, investor bisa memanfaatkan semua informasi yang tersedia sebagai dasar pembentukan portofolio yang maksimal.
Model Single IndexSingle Index Model memberikan sebuah alternatif analisis varian yang lebih mudah jika dibandingkan dengan analisis model markowitz, lewat SIM, kita dapat menentukan efficient set portofolio dengan kalkulasi yang lebih mudah, karena SIM menyederhanakan jumlah dan jenis input (data), serta prosedur analisis untuk menentukan fortfolio yang optimal. SIM mengasumsikan bahwa korelasi return masing-masing sekuritas terjadi karena adanya respon sekuritas tersebut terhadap perubahan indeks tertentu (seperti IHSG).Penggunaan model indeks tunggal memerlukan penaksiran beta dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam porfolio, dalam menentukan beta, kita dapat menggunakan sebuah judgement, di samping itu kita bisa menggunakan beta historis untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta di masa yang akan datang. Beta historis memberikan informasi yang berguna tentang beta di masa yang akan datang karena itu seringkali para analis menggunakan beta historis sebelum mereka menggunakan judgement untuk memperkirakan beta.Rumus Estimating BetaRi = αi + βi Ŕm + ei (1.19)Persamaan ini merupakan persamaan regresi sederhana. Beta menunjukkan kemiringan (slope) garis regresi tersebut. Alpha menunjukkan intercept dengan sumbu Rij. Makin besar beta, makin curam kemiringan garis tersebut dan sebaliknya.Beberapa variabel akuntansi yang digunakan untuk memperkirakan beta, antara lain:a. Divident Payout (yaitu perbandingan antara dividen perlembar saham dengan laba perlembar saham)b. Pertumbuhan aktiva (yaitu perubahan aktiva pertahun)c. Leverage (yaitu rasio antara hutang dengan total aktiva)d. Likuiditas (yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar)e. Asset size (yaitu nilai kekayaan total)f. Variabilitas keuntungan (yaitu standar deviasi dari earning price ratio)Beta akunting (yaitu yang timbul dari regresi time series laba perusahaan terhadap rata-rata keuntungan semua (sampel) perusahaan.
Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (yaitu bentuk kwadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bisa dijelaskan oleh Rm.Dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko masing-masing saham yang diamati, dan tingkat return saham, maka kita dapat menentukan excess return to beta (ERB) yang mencerminkan tingkat keuntungan yag sangat mungkin dapat dicapai. Untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, kita tinggal membandingkan ERB dengan Cut off Rate untuk menhasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal yang dapat mengeliminir risiko tidak sistematis. jika suatu jenis saham angka Excess Return to Beta (ERB)-nya lebih besar dari angka batas C (cut of rate) maka saham tersebut masuk sebagai kandidat portofolio.

MODEL CAPM
Di tahun 1965, Sharpe menyempurnakan model portofolio Markowitz ditambah dengan asumsi: (1) adanya tingkat bebas risiko; (3) investasi bisa dipecah-pecah dalam bentuk yang sekecil mungkin; (3) adanya kebebasan short sales (4) semua aktiva bisa diperjual belikan. Dengan demikian maka portofolio yang efisien suatu garis pasar modal (capital market line) yang intersepnya adalah tingkat bebas risiko (rf). Untuk mengambarkan trade-off antara risiko dan return untuk seluruh surat berharga, baik yang efisien maupun yang tidak, maka ukuran yang dipakai bukanlah varian, tetapi adalah risiko sistematisnya (β). Hubungan antara risiko sistematis dengan return tersebut apabila digambarkan dalam suatu model akan membentuk Capital Asset Pricing Model (CAPM) (Agus, 2005).Capital Asset Pricing Model merupakan suatu model keseimbangan yang bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di pasar yang bersifat kompleks, sehinga dapat membantu kita melihat hubungan return dan resiko di dunia nyata yang terkadang sangat kompleks. Selain itu CAPM juga dapat dipergunakan untuk menentukan harga suatu aktiva modal (capital assets), dengan mengingat segala karakteristik aktiva tersebut. Yang dimaksud karakteristik aktiva tersebut adalah risikonya. Dengan model ini kita mencoba menentukan berapa harga yang seharusnya bersedia dibayar oleh para investor terhadap suatu aktiva modal.Model CAPM
E(Ri)=Rf+[E(Rm)-Rf]βi
Dimana,E(Ri) = return yang diharapkan dari surat berharga i(β) = resiko sistematis[E(Rm)-Rf] = market risk premium

E. Karakteristik Instrumen

Klasifikasi karakteristik saham yang ingin dibeli :
• Blue Chip
Merupakan saham dari perusahaan yang besar, dan well established stabil.
• Growth Stock
Merupakan saham perusahaan yang berkembang tumbuh lebih cepat dari rata-rata industri..
• Cyclical
Merupakan saham dari perusahaan yang tingkat aktivitas dan keuntungan berfluktuasi sesuai siklus bisnis.
• Defensife Stock
Merupakan saham dari perusahaan yang bertahan diatas rata-rata walaupun dalam keadaan resesi (untuk Indonesia umumnya berbentuk BUMN).

F. Motif Investasi

Investasi vs spekulasi
Investasi tidak sama dengan spekulasi. Apa bedanya ? Spekulasi adalah ditujukan dengan harapan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi dengan kondisi ketidakpastian yang tinggi pula pada jangka pendek yang seringkali tujuan tersebut tidak tercapai, sedangkan investasi bertujuan mengharapkan keuntungan jangka panjang dari kenaikan nilai modal dan sebagian besar keuntungan tersebut akan tercapai. Resiko spekulasi sangat tinggi dan cenderung bersifat judi sehingga tidak diperkenankan dalam syariat Islam.
Investasi untuk berjaga-jaga
Dengan meniatkan investasi untuk berjaga-jaga, berarti investor mengakui keterbatasannya sebagai makhluk yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Motif ini digunakan dengan tujuan memberikan keamanan ekonomi atas ketidakpastian di masa depan, misalnya melalui asuransi pensiun dan asuransi kesehatan.
Investasi untuk kemudahan transaksi
Motif investasi ini adalah untuk mempermudah transaksi-transaksi keuangan atau aset dalam pertukaran dan jual - beli yang sering dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikan transaksi dapat dilakukan secara online, baik melalui ATM, e-banking, mobile banking, online trading, maupun melalui fasilitas-fasilitas lain, yang menyebabkan transaksi-transaksi dapat dilakukan secara global, tidak harus melalui tatap muka yang mengharuskan pihak-pihak yang bertransaksi melakukan pertemuan secara fisik.
Investasi untuk mendapatkan ridho Allah
Motif investasi untuk mendapatkan ridho Allah dilakukan dengan menginvestasikan harta melalui sarana-sarana yang halal dan kemudian menggunakan hasil investasi untuk mendapatkan keridhoan Ilahi. Motif ini merupakan motif yang menggunakan sarana muamalat untuk melakukan ibadah, menggunakan harta dunia untuk meraih kenikmatan akhirat. Motif ini juga merupakan salah satu cara untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada hamba-Nya.

DAFTAR PUSTAKA


Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan teori portofolio. Jakarta: PT. Salemba Empat
www.bei.com