Sabtu, 04 Juli 2009

Teknik Penelitian Metodologi Penelitian Kualitatif


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah teknik penelitian merupakan istilah yang digunakan oleh Eilen Kane (1985:51). Penulis menggunakannya karena mereka anggap lebih sesuai di samping untuk menghindari metode penelitian yangn pada dasarnya bukan uraian yang bersifat metode semata-mata.
Teknik penelitian merupakan salah satu metode penelitian dan merupakan salah satu unsure yang paling penting. Dimana uraian dari bahasan ini mencakup enam bagian dan dibahas secara berturut-turut, yaitu sumber dan jenis data, manusia sebagai instrument, dan pengamatan berperan serta, pengamatan, wawancara, catatan lapangan, penggunaan dokumen dan cara lainnya.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja bahasan dalam teknik penelitian kualitatif?
2. Apa saja bahasan analisis dan interpretasi data?
C. Tujuan penulisan
3. untuk mengetahui baahsan dari teknik penelitian kualitatif
4. untuk mengetahui bahasan analisis dan interpretasi data







BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Penelitian Kualitatif
1. Sumber dan Jenis Data
Menurut Lofland dan lofland (1984:47) sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian itu jenis datanya dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.
2. Peranan Manusia dalam Instrumen Penelitian
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengalaman berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Kedua hal tersebut diuraikan dalam hal ini secara berturut-turut.
3. Pengamatan
a. Alasan pemanfaatan pengamatan
b. Didasarkan atas pengamatan langsung
c. Teknik pengamatan memungkinkan untuk menilai melihat dan mengamati dirinya sendiri.
d. Memungkinkan untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun langsung dari data.
e. Sering terjadi keraguan pada peneliti
f. Memungkinkan mengenali situasi yagn rumit
1) Sebagai alat alternatif dalam penelitian
g. Macam-macam Pengamatan dan Derajat Peranan Pengamat
1) Berperan serta secara lengkap
2) Pemeranserta sebagai pengamat
3) Pengamat sebagai pemeran serta
4) Penagmat penuh
h. Apa yang diamati? (1980:138)
1) Segi peranan pengamat yang diamati
2) Gambaran peranan peneliti terhadap lainnya
3) Berupa gambaran maksud pengamat kepada lainnya
4) Lama pengamatan dilakukan
i. Pengamatan dan Pencatatan Data
1) Membuat catatan lapangan
2) Buku harian pengalaman lapangan
3) Catatan tentang satuan-satuan tematis
4) Catatan kronologis
5) Peta konteks
6) Taksonomi dan system kategori
7) Jadwal
8) Sosiometrik
9) Panel
10) Balikan melalui kuisioner
11) Balikan melalui pengamat lainnya
12) Daftar cek
13) Alat elektronika yang disembunyikan
14) Alat yang dinakmakan topeng steno

j. Pengamat yang diamati
Ada dua macam kemungkinan: pertama, perann pengamat pasif, diam, hanya mencatat, dan tidak memperlihatkan ekspresi muka apa-apa. Kedua, sebagai manusia biasanya pengamat bertindak aktif tidak hanya mengamati, tetapi dalam keadaan tertentu berbicara, berkelakar, dan sebagainya.
k. Beberapa Kelemahan Pengamatan
Dari segi teknik pelaksanaan
1) pengamat terbatas dalam mengamati karena kedudukannya dalam kelompok, kedudukannya dengan anggota, dan semacamnya.
2) Sukar memisahkan diri dengan obyek
3) Tidak efisien waktu
Sedangkan pada segi pengamat akan semakin kesulitan untuk mengatasi ketiga hal di atas jika tidak ada umpan balik. Dalam artian untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara pengoptimalan peneliti dalam memberikan pengaruh kepada latar.
4. Wawancara
Pengertian dan macam-macam wawancara
i. Wawancara pembicaraan informal
ii. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
iii. Wawancara baku terbuka
Bentuk-bentuk pertanyaan
i. Berkaitan dengan pengalaman atau perilaku
ii. Berkaitan dengan pendapat atau nilai
iii. Berkaitan dengan perasaan
iv. Berkaitan dengan ilmu pengetahuan
v. Berkaitan dengan indera
vi. Berkaitan dengan later belakang (demografi)
Menata urutan pertanyaan
Perencanaan wawancara
Pelaksanaan dan kegiatan sesudah wawancara
Wawancara kelompok fokus
5. Catatan Lapangan
Pengertian dan kegunaan
Bentuk
Isi atatan lapangan
Proses penulisan catatan lapangan
6. Penggunaan Dokumen
Pengertian dan kegunaan
Dokemen pribadi
Dokumen resmi
Teknik mempelajari dokumen melalui analisis konten
7. Sampling dan Satuan Kajian
Teknik sampling dalam penelitian kulitatif berbeda dengfan nonkualitatif. Pada penelitian nonkualitatif sample itu dipilih dari suatu populasi sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Jadi sample benar-benar mewakili suatu populasi. Pada paradigma alamiah, menurut Lincoln dan Guba (1985:2000), peneliti mulai dengan asumsi bahwa konteks itu kritis sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari segi konteksnya sendiri.
8. Beberapa Teknik Penelitian Lainnya
1. Wawancara kelompok focus dalam penelitian kualitatif
2. Teori dari dasar
3. Etnografi
4. Penelitian tindakan

B. Analisis Data dan Penulisan Teori
Konsep Analisis Data
Analisis data Kualitatif (bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain.
Di pihak lain, Analisis data Kualitatif (seiddel, 1998), prosesnya berjalan sebagai berikut :
· Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
· Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
· Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
a. Pemrosesan Satuan
1. Tipologi Satuan
Satuan atau unit adalah satuan suatu latar belakang. Pada dasarnya satuan ini merupakan alat untuk menghaluskan pencatatan data. Menurut Lofland and Lofland (1984:93), satuan kehidupan social merupakan kebulatan dimana seseorang mengajukan pertanyaan. Pendekatan ini menuntut adanya analisis kategori variable yang digunakan oleh subjek untuk merinci kompleksitas kenyataan dalam bagian-bagian.
1. Penyusunan satuan
Satuan itu tidak lain bagian yang mengandung makna yang bulat dan dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain. Menurut Lincoln dan Guba (1985;345)kararakteristiknya ada dua ysitu ; pertama, satuan itu harus heuristic mengaruh pada suatu pengeritan atau salah satu tindakan yang diperlukan oleh peneliti atau akan melakukannya, dan satuan itu hendaknya juga menarik, kedua, satuan itu hendaknya merupakan sepotong informasi terkecil yang dapat berdiri sendiri.
2. Kategorisasi
1. Fungsi dan Prinsip Kategorisasi
Kategorisasai adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang di susun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, kreteria tertentu.
2. Langkah-Langkah Kategorisasi
Metode ini di gunakan dalam kategoresasi didasarkan atas metode analisis komperatif yang langkah-langkahnya lebih dijabarkan sebagai berikut ;
1. Pilihlah kartu pertama di antara yang telah disusun pada penyusunan satuan, bacalah kartu ini dan catatlah isinya.
2. Pilihlah kartu kedua, baca dan catat pula isinya. Buatlah kepuasan atas dasar pengetahuan anda atau atas dasar intuisi, apakah katu kedua ini tampak sama di rasakan sama dengan kartu kartu pertama.
3. Untuk setiap kartu tetapkanlah apakah kartu itu tampak tau di rasakan sama dengan kartu-kartu yang telah di tetapkan di dalam kategori yang mantap ataukah kartu itu mewakili kategori baru.
4. Sesudah beberapa kartu diproses, analisis akan merasakan ditempatkan pada kartu-kartu yang telah di tetapkan pada kategori sebelumnya ataupun tidak cocok menyusun kategori baru.
5. Ambil kartu-kartu yang telah terkumpul didalam kategori dengan ukuran yang kritis dan buatlah sekarang pernyatanaan-pernyataan dalam bentuk proposional.
6. Apabila ada kartu yang di tumpukkan dalam suatu kategori tertentu dengan dengan mengukuti aturan tetap yang telah di tentukan, kartu itu hendaknya di masukkan atau di keluarkan bukan atas dasar kualitas tampak atau dirasakan sama melainkan atas dasar kesesuaiannya dengan aturan itu.
7. Apbila sudah dip roses kartu itu harus di telaah lagi.
8. Kategori yang masih memerlukan data lainnya dapat dilakukan dengan mengikuti strategi berikut ;
· Perluasan
· Pengaitan
· Pengapungan
9. Akhirnya, peneliti memerlukan jalan lain bagi aturan yang lebih ditetapkan yang membingbingnya untuk “menghentikan pengumpulan dan pemrosesan” keputusannya :
· Kehabisan sumber
· Kejenuhan kategori
· Munculnya keteraturan
· Terlalu diperluas
10. Terakhir analisis harus menelaah sekali lagi selurug kategori agar jangan sampai ada yang terlupakan.
3. Penafsiran Data
1. Tujuan penafsiran data
Menurut Schaltzman dan Strauss (1973:110-111), tujuan yang akan di capai dalam penafsiran data ialah salah satu di antara tiga tujuan berikut : diskripsi semata-mata, diskripsi analitik, diskripsi teori substantive.
Pada tujuan diskripsi semata-mata, analisis menerima dan menggunakan teori dan rancangan organisasional yang telah ada dalam suatu disiplin.
Pada diskripsi analitik, rangcangan organisasional dikembangkan dari kategori-kategori yang di temukan dan hubungan-hubungan yang dirasakan atau yang muncul dari data.
Pada penyusunan teori substantive, yang keduan dari cara di atas sudah ada cara secara implicit.untuk memperoleh teori yang baru yaitu teori yang dasar analisis harus menampakkan metafora atau rancangan yang telah dikerjakan dalam analisis.
2. Proses Umum Penafsiran Data
Pada dasarnya sukar memisahkan analisis data dari penafsiran data. Adapun pendekatan yang digunakan setelah menyelesaikan tahap penyusunan kategori dan hipotesis kerja, langkah selanjutnya adalah menuliskan teori tersebut dengan bahasa disiplin masing-masing dengan memilih salah satu di antara beberapa cara penulisan. Cara penulisan teori tersebut adalah cara argumentasi, deskripsi, perbandingan , analisis proses, analisis sebab akibat, dan pemanfaatan analogi.
3. Peranan Hubungan Kunci dalam Penafsiran Data
Langkah pertama penafsiran data ialah menemukan ketegori dengan kawasannya seperti yang sudah di uaraikan diatas. Langkah ini merupakan suatu langkah fundamental dalam penelitian kualitatif.proses ini berlangsung selama sepanjang penelitian berjalan.kategori ini berhubungan diberi lebel dengan pernyataan sederhana berupa proposisi yang menunjukkan hubungan. Proses ini diteruskan hingga diperoleh hubungan yang cukup padat, yaitu sampai analisis menemukan petunjuk metafora atau kerangka berfikir umum. Akhirnya ia menemukan hubungan kunci, yaitu suatu metafora,model kerangka umum, pola yang menolak, atau garis riwayat. Hubungan kunci itu dimanfatkan untuk menghaluskan hubungan dan menghubung-hubungkan suatu kategori dengan kategori lainnya.
4. Peranan Interogasi Terhadap Data
Dengan adanya modal hubungan kunci berarti segala sesuatu yang di harapkan dapat muncul dari data. Menurut Schalztman dan Stauss (1973:120), analisis tidak dapat menceritakan data apa yang harus diungkapkannya. Jalan ampuh yang dapat ditepuh ialah mengadakan interogasi terhadap data. Interogasi terhadap data berarti mengajukan sepakat pertanyaan pada data sehingga terungkaplah banyak persoalan dari data itu sendiri.
5. Langkah –langkah Penafsiran Data dengan Menggunakan Metode Analisis Komperatif dalam Rangka Penyusuna Teori Substantif
Penyusunan teori yang berasal dari data dapat dilakukan melalui analisis komperatif seperti yang dilakukan Glaser dan Strauss (1980) berikut ini. Analisis komperatif adalah metode umum seperti halnya metode eksperimen dan statistic. Metode ini pada mulanya dikembangkan oleh Weber, Durkheim, dan Mannheim. Pada mulanya analisis komperatif hanya digunakan untuk menganalisis satuan social berskala besar separti organisasi, bangsa, lembaga. Namun, yang jelas analisis kpmperatif tersebut dapat juaga digunakanuntuk satuan social berukuran besar maupun kecil.
Peranan sesungguhnya dari analisis komperatif ini dapat dilihat pada tujuan berikut ini :
1) Ketepatan kenyataan
2) Generalisasi Empiris
3) Penetapan Konsep
Dalam penyusunan teori melalui langkah-langkah sistematis yaitu mencakup empat tahap metode komperatif tetap :
a) Pembandingan kejadiaan-kejadian yang aplikatif terhadap setiap kategori
b) Integrasi kategori dan kawasannya
c) Pembatasan teori
d) Penulisan teori
B. Modus Analisis Data
a. Modus analisis
Tiga pendekatan modus analisis data adalah:
1. Hermeneutik
Pada dasarnya hermeneutik adalah landasan filosofi dan merupakan juga modus analisis data. Sebagai filosofi pada pemahaman manusia, hal itu menyediakan landasan filosofis untuk interpretativisme. Sebagai modus analisis hal itu berkaitan dengan pengertian data tekstual. Hermeneutik terutama berkaitan dengan pemaknaan suatu analog-teks (contoh analog-teks adalah organisasi, dalam hal ini peneliti datang kemudian memahaminya melalui cara lisan dan data tekstual). Gagasan suatu lingkaran hermeneutik adalah dialektik antara pemahaman teks secara menyeluruh dan interpretasi bagian-bagiannya, yang deskripsinya diharapkan membawa makna dengan dibimbing oleh penjelasan yang diperkirakan. Berdasarkan hal itu berarti kita mempunyai harapan adanya makna atas dasar konteks apa yang telah dilakukan, dan dikembalikan pada keseluruhan. Antisipasi makna dalam rangka keseluruhan menjadi pengertian eksplisit dari bagian-bagiannya, daan hal itu ditentukan oleh keseluruhan, dan bagian-bagian itu sendiri menentukan keseluruhan itu. Interpretasi adalah kerangka berpikir yang memperjelas pengertian tersembunyi manjadi suatu makna yang jelas. Jika analisis hermeneutik digunakan dalam studi sistem informasi, objek dari usaha interpretatif adalah upaya membuat bermakna organisasi sebagai analog-teks.
2. Semiotik
Semiotik terutama berkaitan dengan makna dari tanda dan simbol dalam bahasa. Salah satu bentuk dari semiotik adalah ‘analisis konten’. Analisis konten adalah teknik penelitian yang digunakan untuk referensi yang replikabel dan valid dari data pada konteksnya. Bentuk semiotik lainnya adalah ‘analisis pembicaraan’. Dalam analisis pembicaraan, maka diasumsikan bahwa makna itu dipertajam dalam konteks dalam pertukaran. Bentuk ketiga semiotik adalah ‘analisis wacana’. Analisis wacana dibangun dari analisis konten dan analisis percakapan. Tetapi fokusnya pada ‘permainan bahasa’.
3. Narasi dan Metafora
Narasi didefinisikan sebagai dongeng, cerita, tayangan fakta, yang diceritakan pada orang pertama. Metafora adalah aplikasi nama atau deskripsi frasa atau istilah pada sesuatu objek atau tindakan yang tidak diaplikasikan secara sebenarnya. Narasi dan Metafora sejak lama menjadi istilah kunci dalam diskusi bahasa dan anlisisnya. Pada akhir-akhir ini telah banyak pemahaman mengenai peranan yang mereka mainkan dalam berbagai jenis pemikiran dan praktek sosial. Para ahli dalam berbagai keahlian telah mencari metafora dan simbolisme dalam berbagai budaya asli, narasi lisan, narasi dan metafora dalam organisasi, metafora, dan pengobatan, metafora dan psikiatri,dan lain-lain.
C. Tahap Analisis Data Secara Umum
Tahap analisis ini meliputi tiga pokok persoalan, yaitu (1) Konsep Dasar, (2) menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja, dan (3) bekerja dengan hipotesis kerja. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dari definisi tersebut dapatlah kita menarik garis bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Pekerjaan analisis data ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya. Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran peneliti. Selain menganalisis data, peneliti juga perlu mendalami kepustakaan guna mengonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan.

Menemukan Tema dan Merumuskan Hipotesis Kerja
Sejak menganalisis data di lapangan, peneliti sudah mulai menemukan tema dan hipotesis kerja. Bogdan dan Taylor (197:82-85) menganjurkan beberapa petunjuk untuk diikuti dalam merumuskan hipotesis, antara lain:
a. Bacalah dengan teliti catatan lapangan anda
Seluruh data, baik yang berasal dari pengamatan berperan serta, wawancara, tanggapan peneliti sendiri, gambara atau foto, dokumen, hendaknya dibaca dan ditelaah secara mendalam. Seluruh bagiannya merupakan potensi yang sama kuatnya dalam menghasilkan sesuatu yang dicari. Hal-hal yang kecil pun dapat menjadi kunci gagasan tertentu.
b. Berilah kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu
Jika peneliti menelaah dengan teliti, ada judul-judul tertentu yang akan kembali dan berulangkali muncul. Setelah membaca seluruhnya dan memperoleh kesan tertentu sebaiknya peneliti mulai memberi nomor-nomor tertentu pada judul-judul yang muncul. Sesudah diberi kode, data itu hendaknya dipelajari, dibaca, dan ditelaah lagi, kemudian disortir dan diuji untuk dimasukkan ke dalam kelompok tertentu yang akan menjadi cikal bakal tema.
c. Susunlah menurut tipologi
Kerangka klasifikasi atau tipologi bermanfaat dalam menemukan tema dan penyususnan hipotesis kerja. Buatlah catatan tentang bagaimana subjek penelitian mengelompokkan orang-orang dan perilaku mereka, apa dan bagaimana perbedaannya. Pengelompokan demikian sebaiknya dibuat dengan tepat.
d. Bacalah keputusan yang ada dengan masalah dan latar penelitian
Selama dan sesudah pengumpulan data, kepustakaan yang berkaitan dan relevan dengan masalah studi hendaknya dipelajari. Maksudnya ialah untuk membandingkan apa yang ditemukan dari data dengan apa yang dikatakan dalam kepustakaan profesioanal.

Menganalisis Berdasarkan Hipotesis Kerja
Setelah memformulasikan hipotesis kerja, peneliti mengalihkan pekerjaan analisisnya dengan mencari dan menemukan apakah hipotesis kerja itu didukung atau ditunjang oleh data dan apakah hal itu benar. Dalam hal demikian peneliti barangkali akan mengubah, menggabungkan, atau membuang beberapa hipotesis kerja. Untuk meningkatkan kemampuan menganalisis dan meningkatkan pengertian data, seperti yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (1975:98-91), adalah seperti berikut ini:
a. Apakah data menunjang hipotesis kerja?
Proses ini merupakan usaha untuk membandingkan data yang menunjang dengan yang tidak menunjang. Pekerjaan selanjutnya ialah memeriksa dengan cermat data yang ada, apakah benar-benar menunjang atau tidak menunjang hipotesis kerja. Setelah itu ujilah sejauh mana tingkat kepercayaan terhadap hipotesis kerja yang telah dirumuskan.
b. Apakah data yang benar yang dikumpulkan atau bukan?
Peneliti hendaknya meneliti apakah data yang tercatat pada catatan lapangan itu benar-benar data yang dikumpulkan atau tercampur dengan pandangan peneliti atau juga sesuatu yang berasal dari subjek tetapi bukan asli pernyataan subjek.
c. Apakah ada pengaruh peneliti terhadap latar penelitian?
Walaupun sedikit, barangkali akan ada pengaruh peneliti terhadap latar penelitian. Hal itu mungkin sekali terjadi pada saat pertama peneliti memasuki lapangan karena subjek masih curiga atas kehadiran peneliti yang asing itu. Karena situasi demikian, keterangan yang diberikan oleh subjek masih dikemukakan dengan tertahan-tahan atau masih ada yang disembunyikan. Pengaruh sperti itu perlu diuji oleh peneliti. Hal itu dapat diuji dengan bertanya: Apakah suasana waktu memperoleh data ini cukup menyenangkan sewaktu saya mulai memasuki latar penelitian? Apakah dengan kehadiran peneliti para subjek mengubah perilakunya? Selain itu pada tanggapan peneliti perlu diberikan gambaran tentang subjek sesudah diamati atau diwawancarai.
d. Adakah orang lain yang hadir?
Catatan atau tanggapan peneliti perlu pula diberikan dalam catatan lapangan, apakah sewaktu diadakan pengamatan atau wawancara ada pihak ketiga yang hadir. Kategori data hendaknya dikelompokkan diantara adanya kehadiran orang lain dan kehadiran sendiri agar benar-benar diperoleh data yang murni.
e. Pertanyaan langsung ataukah kesimpulan tidak langsung?
Dalam memberikan kode terhadap butir-butir data, peneliti hendaknya membedakan mana yang menunjang secara langsung, mana yang menunjang secara tidak langsung, mana yang tidak menunjang sama sekali. Jika yang menunjang secara langsung hanya satu atau dua sedangkan yang menunjang secara tidak langsung cukup banyak, ditambah lagi dengan yang tidak menunjang maka sebaiknya dipertimbangkan untuk hendaknya hipotesis semacam itu dibuang saja.
f. Siapa yang mengatakan dan siapa yang melakukan apa?
Barangkali peneliti akan menarik kesimpulan dan mengenakannya pada semua subjek atas dasar yang dikatakan atau dibuat seorang atau beberapa orang. Untuk itu peneliti hendaknya mengelompokkan data atas hipotesis kerja yang ditunjang hanya oleh seorang dan yang ditunjang oleh beberapa orang.
g. Apakah subjek mengatakan yang benar?
Jika subjek pada pertanyaan yang harus dijawabnya,m terutama tentang perasaan atau tentang masa lalu yang kelabu, biasanya ia menghindari menjawab atau mengatakan sesuatu yang tidak sebenarnya. Teknik mengadakan pemeriksaan keabsahan data dapat mengatasi persoalan seperti ini dengan jalan mengeceknya kepada subjek lainnya atau dengan laporan atau dokumen yang relevan atau mengadakan triangulasi.
D. TIGA MODEL ANALISIS DATA
Sepanjang yang kita pelajari, penulis menemukan bahwa dalam analisis data ada tiga modelnaya, yaitu :
a) Metode perbandingan tetap (constant comparative method) seperti yang dikemukakan oleh Glaser dan Strauss dalam buku mereka The Discovery of Grounded Research.
b) Metode analisis data menurut Spradley sebagai yang ditemukan dalam bukunya Participan Observation.
c) Metode analisis data menurut Miles dan Huberman seperti yang mereka kemukakan dalam buku Qualitative Data Analysis.
Perlu diketahui bahwa yang paling banyak digunakan adalah yang pertama. Analisis data dengan komputer pun menggunakan model ini.
1. Metode Perbandingan Tetap
Dinamakan metode penelitian tetap (constant comparative method) karena dalam analisis data, secara tetap membandingkan satu data umum dengan data umum yang lain, dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Metode analisis data ini dinamakan juga “ Grounded Research”, karena awal mulanya ditemukan oleh Glaser dan Strauss dan dikemukakan dalam buku mereka “The Discovery of Grounded Research”. Perlu dipahami bahwa Grounded Research diartikan sebagai filosofi namun juga sebagai metode analisis data.
Secara umum proses analisis datanya mencakup : reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi data, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.
1) Reduksi Data
a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanaya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan focus dan masalah penelitian.
b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap ‘satuan’, agar supaya tetap dapat ditelusuri data/satuannya, berasal dari sumber mana. Perlu diketahui bahwa dalam pembuatan kode untuk analisis data dengan komputer cara kodingnya lain, karena disesuaikan dengan keperluan analisis komputer tersebut.
2) Kategorisasi
a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yan g memiliki kesamaan.
b. Setiap kategori diberi nama yang disebut ‘label’.
3) Sintesisasi
a. Mensistesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.
b. Kaitan kategori dengan kategori lainnya diberi nama/ label lagi.
4) Menyusun ‘Hipotesis Kerja’
Hal itu dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proporsional. Hipotesis kerja ini sudah merupakan teori substantive (yaitu teori yang berasal dan masih terkait dengan data).
Ingat : Hipotesis Kerja itu hendaknya terkait dan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian. Secara garis besar analisis data menurut perbandingan tetap adalah sebagai yang dikemukakan tersebut di atas.
Untuk memahami secara mendalam tentang analisis data dengan versi ini dikemukakan pendapat dari Ian Dey seperti berikut.
Apa analisis data kualitatif? Inti analisis terletak pada tiga proses yang berkaitan yaitu : mendeskripsikan fenomena, mengklasifikasikannya, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan lainnya berkaitan. Proses itu merupakan proses siklikal. Untuk menunjukkan bahwa ketiganya berkaitan satu dengan lainnya. Tetapi karena analisis kualitatif merupakan proses iteratif, penulis juga menyajikan ketiganya dalam spiral iteratif.
Langkah pertama dalam analisis kualitatif adalah mengembangkan deskripsi yang komprehensif dan teliti dari hasil penelitian. Peneliti lainnya menamakannya ‘uraian tebal’. Menjadi uraian tebal karena hal itu memasukkan informasi tentang konteks sesuatu tindakan, intensitas dan maknanya yang mengorganisasikan tindakan itu, dan perkembangannya secara evolusi. Jadi deskripsi memasukkan konteks I dari tindakan, intensitas dari peneliti, dan proses dimana teidakan itu terjadi.
Klasifikasi merupakan langkah kedua dalam analisis data kualitatif. Tanpa klasifikasi data, tidak ada jalan masuk untuk mengetahui apa yang kita analisis. Selain itu kita tidak bisa membuat perbandingan yang bermakna antara setiap bagian dari data. Jadi, klasifikasi data merupakan bagian integral dari analisis. Selanjutnya, landasan konseptual di dalam mana interpretasi dan penjelasan didasarkan pada hal itu.
Dalam analisis data, kita dapat memilah-milah data itu dan memadukannya kembali. Masalah ini tidak akan muncul jika deskripsi dan klasifikasi tidak berakhir dalam analisis itu namun harus diingat bahwa dalam analisis kita bertujuan untuk menghasilkan sesuatu yang di analisis. Untuk keperluan itulah kita perlu membuat kaitan-kaitan antara membangun blok konsep-konsep dari analisis kita. Untuk itu perlu kiranya dimanfaatkan penyajian grafis sebagai alat yang ampuh dalam menganalisis konsep dan kaitan-kaitannya.
Analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan computer sebagai alat utama. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang dapat dibantu oleh computer dalam menganalisis data. Aplikasi secara rinci dari aspek-aspek tersebut dijelaskan pada buku penulis. Cara analisis data dengan computer itu dapat digunakan untuk setiap jenis analisis data untuk bermacam-macam penelitian.
Computer menyediakan beberapa pemecahan bagi para analis data kualitatif, terutama berkaitan dengan mengelola dan mengkode data secara efisien. Computer juga menyediakan seperangkat formulir yang memungkinkan untuk mencari dan mengkaitkan data. Ada dua hal yang dibantu computer yaitu pencapaian akhir computer (computer enhancement) dan transformasi computer (computer transformation). Yang pertama berkaitan dngan bantuan computer untuk mencatat dan menyimpan data, memasukkannya ke dalam ‘file’ dan meng-indeks data, mengkode dan mencarinya. Yang kedua, berkaitan dengan upaya mencari dan interogasi data, mencari kaitan secara elektronik antara data dan analisis audit.

Menemukan focus
Menemukan focus adalah langkah pertama dalam analisis. Hal itu tentu saja tidak dikemukakan pada akhir pemikiran tentang penelitian itu tetapi kita Telah mulai bergelut dengan penelitian kita dan mulai menghasilkan data. Proses itu merupakan yang dilakukan pada awal sewaktu kita menekuni proyek penelitian kita. Dalam upaya menemukan focus seorang ahli menyarankan agar kita bertindak sebagai ‘mangkok kosong’, jangan penuh dengan pandangan dan spekulasi kita.
Untuk memberikan arah dalam upaya menemukan focus, kita dapat menggunakan pertanyaan seperti jenis data apakah yang akan dianalisis, bagaimana dapat kita memberikan ciri pada data itu, apa yang menjadi tujuan analisis kita, mengapa kita memilih data itu, bagaimana data itu mewakili atau merupakan pengecualian, siapa yang ingin mengetahui dan apa yang ingin mereka ketahui. Jadi, peneliti adalah bebas menggunakannya dan didasarkan pada perhatiannyayang diprioritaskan. Selain itu, kita dapat pula memanfaatkan sumber-sumber seperti pengalaman pribadi, budaya umum, kepustakaan akademis untuk membantu mencari dan menemukan focus.

Mengelola data
Analisis yang baik memerluksn pengelolaan data yang dilakukan secara efisien. Karena itu kita harus mencatat data dalam format yang memudahkan analisisnya. Dalam hal ini computer memegang peranan penting untuk menjajagi maksud ini. Computer memiliki kapasitas untuk mencari lokasi dan mengeluarkannya kembali informasi yang melebihi standar manusia. Computer dapat pula memperbaiki efisiensi kita dalam mengelola data. Kita memasukkan ke dalam ‘file’ hanya sekali, kemudian memperoleh akses pada fasilitas itu sesuai yang diperlukan. Dalam wawancara, jika kita memfile pembicaraan beberapa pembicara kemudian kita dapat mereferensikan data secara lebih ekonomis dan mengeluarkannya dalam referensi yang lengkap sewaktu diperlukan. Dalam menggunakan kuesioner, responnya dapat dapat pula di file hanya sekali kemudian dengan mudah dapat dipanggil kembali sewaktu diperlukan. Pertanyaan penuh dapat ditayangkan secara penuh pada computer.



Membaca dan menganotasi
Bagaimana kita membaca dengan baik akan menentukan bagaimana kita menganalisisnya. Berkaiatan dengan hal itu, diberikan kepada analis untuk membaca data. Tujuan untuk membaca data adalah mempersiapkan landasan untuk analisis. Membaca itu sendiri tidaklah pasif tetapi interaktif. Bagaimana membaca data secara interaktif? Ian Dey mengemukakan beberapa teknik yaitu ; 1) Dengan jalan mengajukan pertanyaan : siapa, apa, bilamana, di mana, dan mengapa? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mengarahkan pada berbagai jurusan,membuka hal yang menarik untuk menjajagi data, 2) Daftar-cek yang subtantif, 3) Mentransformasikan data, dan membuat perbandingan.
Dalam penelitian kualitatif data terbanyak ada dalam catatan lapangan. Menganotasi data termasuk membuat catatan mengenai hal-hal yang diperlukan. Dalam hal ini analis membuat catatan yang dinamakan ‘memo’. Untuk itu data itu perlu dibuatkan catatan secepatnya.

Menciptakan kategori
Pada dasarnya kegiatan ini tidak dipisahkan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Agar makin jelas, penulis menyatakan bahwa kegiatan ini berbeda. Pada tingkat praktek, kegiatan ini memasukkan upaya mentransfer bagian-bagian data dari saru kontek (data asli) kepada orang lain (data yang dimasukkan dalam kategori). Pada dasarnya data itu sebenarnya tidak ditransfer hanya di copy dan copynya defile pada kategori yang telah dibuat. Jadi sebenarnya prosesnya adalah sederhana: mencopy dan menyimpan kedalam file. Fasilitas computer telah di desain untuk me;akukan hal itu.
Ada keputusan umum dan keputusan khusus yang digunkan dalam memasukkan dalam ketegori. Sesudah itu, kita ditantang untuk membuat keputusan lanjut seperti: haruskah kita membuat kategori lainnya?

‘Splitting dan slicing’
Sesudah menciptakan dan menyusun kategori, sekarang analis harus mempertimbangkan cara-cara untuk memperhalus dan lebih mengfokuskan analisis kita. Dalam hal ini dinamakan rekontekstualisasi dari data, dinama kita melihat data didalam konteks dari kategori dari pada konteks aslinya. Pada proses sebelumnya barangkali kita telah menghasilkan sejumlah besar bagian-bagian data yang telah dimasukkan dalam kategori-kategori yang berbeda yang dimanfaatkan untuk analisis. Karena itu, kita sekarang sudah dapat memilah-milahnya kedalam sejumlah sub kategori. Namun demikian harus diingat: apakah pemisahan kedalam sub kategori dapat dipertanggung jawabkan secara konseptual? Apakah hal itu secara praktis bermanfaat? Apakah hal itu bermanfaat secara analisis?
Pemisahan atau pemotongan (slicing) adalah proses mengidentifikasikan kaitan secara formal diantara kategori-kategori. Dalam hal ini analisis, memusatkan perhatiannya pada kategori sentral yang muncul dari analisis sebelumnya. Kemudian, kita coba melihat rinciannya pada bebrapa aspek dalam kategori seperti: bagaimanakah hal itu berbeda secara konseptual, bagaimana mereka terkait satu dengan lainnya, apakah hal-hal itu berada pada satu tingkatan atau tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah?

Mengait-ngaitkan data
Dalam memilah-milah data, kita kehilangan informasi tentang kaitan antara beberapa bagian data. Kita juga kehilangan rasa proses tentang bagaimana hal-hal berkaitan satu dengan lainnya. Untuk memperoleh informasi itu kita perlu mengaitkan data maupun kategori. Juga kita dapat menggunakan computer untuk menciptakan berbagai kaitan (tunggal atau jamak). Untuk memperoleh hasil yang baik kita perlu memberi nama atau label kaitan-kaitan itu, menggunakan daftar untuk memperjelas dan untuk mengkonsistensi, mengaitkan baik secara konseptual mauoun secara empiris dan menggunakan kaitan-kaitan daftar yang terbatas untuk menghilangkan kompleksitas.

Membuat hubungan
Ada baiknya apabila kita melihat perbedaan antara kaitan (link) da berhubungan (connection) sebagai yang di gambarkan dibawah ini.



Dalam hal ini kita menggunakan hubungan untuk membangub hubungan substantive antara dua bagian data. Tetapi dalam membuat hubungan kita menghubungkan dua kategori atas dasar pengamatan dan pengalaman dari kaitan dan bagaimana hal itu beroeprasi. Jadi, kaitan merupakan dasar empiris utnuk mengaitkan kategori-kategori.
Ada dua cara dalam membuat hubungan: menghubungkan atas dasar asosiasi dan menghubungkan dengan data terkait. Pada hal pertama, kita mencari korelasi antar kategori-kategori, sedang pada yang kedua seseorang mengidentifikasikan hakikat kaitan diantara bagian-bagian data.

Peta dan matriks
Hubungan-hubungan di antara kategori-kategori dari data kita sering menjadi rumit atau kompleks. Untuk mengatasi hal itu, peneliti menggunakan diagram berupa matriks dan diagram. Matriks-matriks itu digunalkan untuk membuat perbandingan di antara kasus-kasus, dan peta digunakan untuk menyajikan bentuk dan lingkup konsep-konsep dan hubungan dalam analisis (computer dapat membantu melakukan hal itu). Jika menggunakan peta, kita juga dapat memberikan tanda-tanda khusus pada baris-baris yang menghubungkan bentuk-bentuk. Misalnya: panjang baris untuk satu jenis hubungan, panah untuk arah dari hubungan-hubungan, tanda positif atau negative untuk nilai hubungan-hubungan, baris tebal untuk lingkup empiric dari hubungan-hubungan itu.

Kejadian ‘koroborasi’
Bukti kejadian koroborasi adalah prosedur dimana secara kritis kita berfikir tentang kualitas dari data. Kita coba mengumpulkan data dan mengecek kualitasnya (melalui pemeriksaan keabsaan data). Dalam hal ini computer dapat juga membantu tugas ini. Misalnya: computer dapat membantu bagian data dengan jalan yang mudah untuk mencari kejadian yang bertentangan. Daripada menghidupkan kembali bagian-bagian yang menbantu analisis kita, dan kita dapat mengambil data yang tidak konsisten atau yang bertentangan. Hal lain yang digunakan dalam tahap ini adalah mendorong konfrontasi data dan memilih dari antara penjelasan yang saling bertentangan.

Menghasilkan sesuatu yang dicari
Ian Dey menyatakan, apa yang dapat anda jelaskan kepada orang lain, sedang anda sendiri tidak dapat memahaminya? Hal itu berarti menghasilkan yang dicari bukan menghasilkan sesuatu untuk ‘audienci’ kita, tetapi juga untuk kita sendiri. Dengan melalui upaya menantang dengan mengajukan penjelasan sendiri kepada orang lain, kita dapat memperjelas dan mengintegrasikan konsep-konsep dan hubungan-hubungan yang kita temukan dalam analisis.
Teknik menghasilkan yang dicari dilakukan dengan jalan membuat diagram, mentabulasi dengan tabel-tabel dan menuliskan teks. Untuk menghasilkan yang dicari, kita harus menginkorparasikan unsur-unsur kedalam satuan yang koheren.sebagai hasil akhir dari proses analisis, hal itu menyajikan kerangka menyeluruh dari analisis yang telah kita lakukan.
Pada bagian akhir bagian ini, kita menemukan isu ‘generalisasi’. Ada dua aspek dari generalisasi yaitu: ‘inferensi’ dan ‘aplikasi’. Ian dey mengemikakan bahwa peneliti menyimpulkan generalisasi inferensi daripada mengaplikasikannya.
Pendapat Ian Dey tersebut memberikan gambaran secara khusus tentang konsep dan proses analisis data dengan menggunakan metode perbandingan tetap. Di pihak lain perlu diketahui bahwa analisis data itu adalah merupakan proses induktif. Oleh karena itu pada bagian berikut dalam metode perbandingan tetap dikemukakan analisis data dengan pendekatan induktif.

Analisis Data Kualitatif Menggunakan Pendekatan Induktif Umum (Thomas:1997)
Contoh-contoh Analisis Data Kualitatif Secara Induktif
1) Transkip dibaca beberapa kali untuk menemukan tema-tema dan kategori-kategori. Secara khusus, seluruh transkip dibaca oleh AJ dan satu subsampel dibaca oleh JO. Sesudah mendiskusikan dengan koding dikembangkan dan transkip itu dikode oleh AJ. Jika kode baru muncul kerangka kode itu diubah dan transkip-transkip itu dibaca ulang sesuai dengan struktur baru. Proses-proses ini digunakan untuk mengembangkan kategori-kategori, yang kemudian dikonseptualisasikan ke dalam tema-tema yang luas sesudah diskusi. Tema-tema itu dikategorikan kedal;am tiga tahap: dampak awal, konflik dan resolusi.
2) Tema-tema yang muncul (atau kategori) dikembangkan melalui membaca transkip-transkip berulang-ulang dan mempertimbangkan kemungkinan makna dan bagaimana hal itu sesuai dengan tema-tema yang dikembangkan. Diagram digunakan untuk memfokuskan diri pada apa yang muncul dan untuk mengaitkan tema-tema pasien dan dokter ke dalam halangan-halanga pokok ke pada referral. Transkip juga dibaca secara ‘horisontal’ dengan melibatkan pengelompokan segmen-segmen darik bacaan oleh tema. Sampai pada akhir penelitian jika tidak ada teme-tema baru muncul, yang menyarankan seluruh tema umum telah teridentifikasikan.
3) Kerangka koding awal secara sederhana didasarkan pada topik-topik yang didiskusikan dalam wawancara, misalnya kajian satuan (unit of analysis) dikode atas dasar apakah hal itu mendiskusikan satu atau lebih topik. Beberapa diantara topic-topik itu diperoleh melalui agenda wawancara, namun menggunakan paket NUD*IST yang memungkinkan untuk mengidentifikasikan topic-topik yang diperkenalkan oleh pemeran-serta, misalnya ‘telah terjual’. Pengenalan awal demikian menyarankan bahwa wawancara, sementara difokuskan, tidak dikeluarkan atau dihalangi oleh kesediaan dan minat para pemeran-serta dari suara-suara.
4) Pembacaan yang teliti dan sistematik dan koding transkip-transkip memungkinkan adanya tema-tema umum muncul. Segmen-segmen wawancara yang ada dalam teks dikode yang memungkinkan analisis segmen-segmen wawancara pada suatu tema tertentu, dokumentasi dari hubungan-hubungan dan identifikasi tema-tema, dokumentasi hubungan-hubungan diantara tema-tema dengan identifikasi tema-tema yang penting bagi pemeran-serta. Kesamaan dan perbedaan diantara sub kelompok (misalnya penyedia vs individu, migran sekarang vs migran yang lama) juga dipelajari. Presentasi dari tema-tema yang muncul pada bagian berikut diberi tekanan oleh suara-suara dalam penelitian.
a) Maksud Umum Pendekatan Induktif
Maksud umum dari pendekatan induktif memungkinkan temuan-temuan penelitian muncul dari ‘keadaan umum’, tema-tema dominan dan signifikan yang ada dalam data, tanpa mengabaikan hal-hal yang muncul oleh struktur metodologisnya. Tema-tema pokok sering terabaikan, dikerangkakan ulang atau dibiarkan tidak tampak karena adanya prakonsepsi dalam pengumpulan data dan proses analisis data yang dikemukakan dalam eksperimen yang deduktif dan penelitian hipotesis.
Pendekatan induktif jelas pada beberapa jenis analisis data dalam pengertian kualitatif sebagai yang digambarkan oleh berbagai penulis penelitian kualitatif. Mpendekatan induktif dimaksudkan untuk membantu pemahaman tentang pemaknaan dalam data yang rumit melaui pengembangan tema-tema yang diikhtisarkan dari data kasar. Pendekatan ini jelas dalam analisis data kualitatif. Ada yang menjelaskan secara gamblang sebagai induktif dan lainnya menggunakan pendekatan tanpa memberikan nama secara eksplisit.
Tujuan-tujuan khusus yang ada dalam pengembangan seperangkat standar dari prosedur analisis data, sebagai yang diikhtisarkan dalam pendekatan induktif umum:
Ø Untuk memampatkan teks kasar dan banyak bervariasi ke dalam format yang singkat dan berbentuk ikhtisar.
Ø Untuk membangun hubungan yang jelas antara tujuan penelitian dengan ikhtisar temuan yang akan diperoleh dari data mentah dan untuk memastikan hubungan-hubungan tersebut bahwa hal itu adalah transparan (dapat ditampakkan kepada orang lain) dan dapatlah dipertahankan (dipastikan diberikan oleh tujuan-tujuan penelitian).
Ø Untuk mengembangkan model atau teori tentang struktur fenomena yang ada di dalamnya atau proses-prose yang jelas-jelas ada dalam teks.

2) Asumsi yang melatar-belakanginya
Ø Analisis data ditentukan oleh baik tujuan penelitian (deduktif) dan pembacaan jamak serta interpretasi dari data mentah (induktif).
Ø Modus utama analisis adalah pengembangan kategori-kategori kedalam model kerangka yang mengikhtisarkan data mentah dan mencari tema-tema kunci dan proses-proses.
Ø Hasil temuan penelitian dari interpretasi jamak yang dibuat dari data mentah oleh para peneliti yang mengkode data.
Ø Peneliti tang berbeda akan menghasilkan penelitian yang tampak berbeda pula(tidak identik).
Ø Data terhadap temuan dapat dievaluasi sejauhmana konsistensinya bila dibandingkan dengan temuan terkait. Dimana temuan terkait diperoleh dari: (a) replikasi bebas dari penelitian, (b) pembeningan dari temuan-temuan dari penelitian lalu, (c) triangulasi didalam proyek penelitisn, (d) umpan balik dari pemeran-serta dalam penelitian, dan (e) umpan balik dari pemakai-pemakai temuan penelitian.

3) Proses Koding Induktif
Koding induktif dimulai dengan pembacaan yang teliti tentang teks dan pertimbangan dari makna jamak yang terdapat dalam teks. Peneliti kemudian mengidentifikasikan segmen-segmen teks yang berisi satuan-satuan makna, dan menciptakan label untuk kategori baru kepada segmen teks yang diberikan. Tambahan segmen teks ditambahkan pada ktegori yang relavan. Pada tahap itu, peneliti dapat mengembangkan deskripsi makana awal dari kategori dan dengan menuliskan catatan tentang kategori (misalnya asosiasi, kaitan, dan implikasi). Kategori bisa juga dikaitkan dengan kategori-kategori lain dalam berbagai bentuk kaitan, seperti: jaringan, hirarki kategori, atau hubungan sebab-akibat yang berurutan.

4) Menyelenggarakan Pemeriksaan Keabsahan
Pengecekan konsistensi dapat digunakan sebagai usaha untuk menilai pemeriksaan keabsahan analisis data, disamping itu digunakan pula validutas atau pengecekan oleh ‘stake-holder’ yang dapat memberikan kesempatan kepada orang-orang dengan minat khusus dalam penelitian untuk memberikan tanggapan terhadap kategori yang sudah di buat.
Beberapa contoh pemeriksaan kemungkinan konsistensi dikemukakan di bawah ini:
Ø Misalnya pengkode yang bebas terhadap tujuan penelitian, kategori-kategari dan deskripsi dari setiap kategori (tanpa teks kasar dilampirkan)
Ø Dari pengkode yang bebas tujuan penelitian dan memiliki teks kasar, kita dapat bertanya kepadanya dan dia akan mengembangkan kategorinya sendiri.
Ø Kita memberikan kategori kepada pengkode dan beberapa data teks kasar, kita Tanya kepadanya, dari sana pengkode akan memberikan teks baru yang relevan dengan kategori tersebut.

5) Ciri-ciri Kode Kategori
Hasil dari analisis induksi adalah pengembangan kategori-kategori ke dalam model atau kerangka yang meng ikhtisarkan data kasar dan menemukan tema-tema kunci dan proses-proses. Kategori yang dikategori adalah inti dari analisis induktif, yang secara potensial mempunyai ciri-ciri utama, yaitu:

2. Analisis Data Model Spradley
Analisis data menurut model spradley ini tidak terlepas dari keseluruhan proses penelitian, menurut dia, analaisis data itu menyatakan dengan teknik pengumpulan data. Adapun keseluruhan proses penelitian terdiri atas : pengamatan deskriptif, analisis domain, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis komponensial, dan di akhiri dengan analisis tema.

BAB III
PENUTUP
1. Teknik penelitian merupakan salah satu metode penelitian dan merupakan salah satu unsure yang paling penting. Dimana uraian dari bahasan ini mencakup enam bagian dan dibahas secara berturut-turut, yaitu sumber dan jenis data, manusia sebagai instrument, dan pengamatan berperan serta, pengamatan, wawancara, catatan lapangan, penggunaan dokumen dan cara lainnya.
2. Bahasan tentang proses analisis dan penafsiran data akan memperhatikan : pemrosesan satuan, kategori termasuk pemeriksaan keabsahan data kemudian diakhiri dengan penafsiran data.


DAFTAR PUSTAKA

Miles, B. Mathew. 1986. Analisis Data Kualitatif. A Sourse book New Methor, Baverly Hills: Sage Publication
Moleong, Lexi J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi). PT. Remaja Rosdakarya

Tugas Makalah
Metodologi Penelitian Kualitatif

Dosen pembimbing
M. Miftahusyaian, M.Sos

Oleh Kelompok 3:
Novita Kurniasari (06610040)
M. Adib Mawardi (06610041)
Agus Nawawi (06610070)
Lilis Yuliatin (06610071)


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian Kualitaitif tentang Analisis dan Pengumpulan Data ini.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memimpin, membimbing dan menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yakni agama Islam.
Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, khususnya Bapak M. Miftahusyaian, M.Sos yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk menyempurnakan penyusunan makalah kami berikutnya.
Akhirnya semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua.


Malang, 14 Mei 2009
Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................. 1
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
Tujuan Penulisan Makalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
Teknik penelitian kualitatif................................................................................. 3
2. Analisis Data dan Penulisan Teori………………………………….………..4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar